√ Jadi Cewek Nggak Usah Sekolah Tinggi, Nanti Cowok Takut - It's Me Desi Murniati
Copyright © oleh Desi Murniati - All Rights Reserved. Powered by Blogger.

Wednesday, June 16, 2021

Jadi Cewek Nggak Usah Sekolah Tinggi, Nanti Cowok Takut

Omongan soal, "jadi cewek nggak udah sekolah tinggi-tinggi," sudah jadi bahasan berulang kali dan lama sekali. Mulai dari pada akhirnya akan jadi ibu rumah tangga, sampai opini yang mengatakan cowok takut sama cewek yang berpendidikan tinggi.


Baru-baru ini Maudy yang baru menyelesaikan pendidikan S2 dengan dua gelar sekaligus menjadi sasaran. Mereka mengatakan buat apa Maudy kuliah tinggi-tinggi kalau ujungnya jadi ibu rumah tangga setelah dinikahi pengusaha kaya-raya.




Menjawab omongan semacam ini sejatinya sangat melelahkan. Dari jaman aku masih SMP-SMA udah banyak orang yang menyuarakan pentingnya perempuan buat sekolah, tapi tetap aja ada kaum yang otaknya belum upgrade padahal ini udah 2021.

Sebagai salah satu anak perempuan dan cewek yang memutuskan buat kuliah (padahal keluarga gak mampu) aku juga mendapatkan omongan serupa. Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujungnya nikah? Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujungnya jadi ibu rumah tangga? Dan yang terbaru, jangan terlalu pintar dan sekolah tinggi, nanti cowok minder/takut.

Jangan Sekolah Tinggi, Kalau Ujungnya Nikah

Beberapa bulan yang lalu, ibuku cerita kalau ada kenalan dia yang ngomong ke ponakannya yang mau nikah. Kira-kira ngomong gini, "Udah kuliah mahal-mahal kok nikah." Aku tercengang dong, ya emang kalo udah kuliah gitu nggak boleh nikah? Nggak ada hubungannya kuliah sama nikah!

Sebenarnya aku juga mengalami hal ini. Sejak aku memutuskan untuk kuliah dan disetujui oleh orang tua, orang tuaku sempat mendapatkan omongan: ngapain anak cewek sekolah tinggi-tinggi, nanti ujungnya juga nikah. Dan ini menjadi beban bagi kedua orang tuaku, dari awal mereka udah berpesan agar aku menjauhkan diri dari godaan nikah sebelum lulus kuliah atau baru lulus kuliah.

Orang-orang sekitar juga berpesan begitu. Kalau sampai aku belum lulus udah nikah atau baru lulus nikah, berarti aku gagal. Bagiku saat itu, ini adalah hal yang wajar tapi sekarang bagiku ini aneh banget. Orang-orang selalu mengaitkan kuliah dengan kerja dan dapat duit banyak, padahal nggak selalu begitu.

Di jaman sekarang, kuliah itu jadi sesuatu yang wajib banget. Entah nantinya jadi PNS, karyawan swasta, atau ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga yang pernah kuliah pastinya beda sama ibu rumah tangga lulusan sekolah menengah. Gimana pun, orang yang menempuh pendidikan tinggi pastinya punya relasi dan pengalaman yang lebih luas dibandingkan lulusan SMA. Itu bisa jadi bekal saat berumah tangga.

Lagian, mentang-mentang udah sekolah tinggi-tinggi terus nggak boleh nikah gitu? Masih banyak kok cewek yang udah nikah tapi tetap bisa melanjutkan karir atau pendidikan, itu semua tergantung sama siapa dia nikah. Jadi, carilah partner yang selaras sama mimpi dan prinsipmu, agar kamu tetap bisa jadi dirimu sendiri yang hebat.

Jangan Sekolah Tinggi, Kalau Ujungnya jadi Ibu Rumah Tangga

Sama seperti jangan sekolah tinggi-tinggi kalau ujungnya nikah, omongan jangan sekolah tinggi-tinggi kalau ujungnya jadi ibu rumah tangga juga terasa klise banget. Tasya Kamila pernah mendapatkan cemooh ini karena setelah lulus dari Colombia University, nggak selang lama dia nikah. Bahkan tak jarang dikampungku yang menyoraki cewek-cewek yang berakhir jadi ibu rumah tangga padahal sarjana. Mereka mengatakan gelar si cewek sia-sia karena jadi ibu rumah tangga.

Buat kamu atau kalian atau Anda yang punya pemikiran gitu, tebakanku kamu, kalian, atau Anda pasti nggak kuliah. Ya, kan? Orang yang sama-sama kuliah pasti bakal lebih berat buat ngomong gitu, karena mereka tahu kuliah nggak sehebat itu sampai dinyatakan gagal kalau 'hanya' jadi ibu rumah tangga.

Apa sih hebatnya kuliah yang cuma duduk, absen, dosen ngomong kita IG-an, ada tugas nyontek atau joki tugas ke orang lain? Nggak semua mahasiswa itu bisa menciptakan relasi dan punya pengalaman yang hebat sampai ketika lulus dibutuhkan banyak perusahaan. Bahkan bisa dibilang cuma sedikit banget mahasiswa yang begini. Sedangkan lainnya, banyak yang lelah duluan saat nyari kerja dan nggak betah saat kerja.

Nggak apa-apa. Nggak ada yang salah kok dengan cewek yang kuliah tinggi meski akhirnya jadi ibu rumah tangga. Tante Muren, ibunya Maudy Ayunda juga ibu rumah tangga, tapi lihatlah anak-anaknya bisa sehebat dan sekeren Maudy dan adiknya. Mendidikan anak-anak itu butuh ilmu dan dengan punya latar belakang pendidikan tinggi bisa jadi bekal yang bagus buat jadi ibu yang baik dan dibutuhkan oleh sang anak.

Jangan Terlalu Pintar, Nanti Cowok Takut

Terakhir, ini yang pernah aku dapatkan dari seorang teman. Katanya, jadi cewek jangan terlalu pintar, nanti cowok takut/minder. Sebenernya nggak cuma satu orang yang bilang gini, tapi buanyaakkk. Termasuk jangan punya karir yang tinggi, nanti cowok takut dan jangan terlalu banyak duit, nanti cowok nggak berani mendekat.

Gini ya, sebenarnya mana sih yang jadi sumber masalah antara 'terlalu pintar' sama 'takut/minder'? Sebagai orang yang dibilang pintar, menurutku itu cuma persepsi atau opini dia aja. Dibandingkan orang-orang lainnya, pintarnya aku itu nggak ada apa-apanya. Tapi gimana dengan takut/minder yang dimiliku cowok?

Kita tahulah, minder/takut/insecure itu datangnya dari mana? Yaps, dari ketidakmampuan. Seseorang merasa minder karena dirinya nggak bisa kayak orang lain. Kalau dia bisa atau dia mau usaha, pasti dibandingkan bilang minder, ia pasti akan berusaha agar sama seperti orang lain itu.

Kalau misalnya seorang cewek membatasi diri biar nggak pintar dan nggak ditakuti cowok, rugi banget dong. Masalahnya itu ada pada diri cowok. Kenapa harus pihak cewek yang berjuang~~ buat jadi bodoh, wkwk. Nggak lucu, sumpah!

Padahal sebenarnya solusi omongan ini sederhana. Cowok minder ini cukup nyari orang yang seprinsip dan sepemikiran sama dia. Nggak usah bilang minder atau takut sama cewek yang emang nggak sepemikiran sama dia atau semisi sama dia. Jangan jadikan cewek pintar merasa bersalah karena melebihi kaum cowok yang nggak sepintar dia. Toh, cewek pintar atau berpendidikan tinggi juga nggak mau sama cowok yang sama cewek pintar aja takut.

Seperti dalam buku Life as Divorce, kalau ketemu cowok insecure, nggak udah menurunkan kualitas demi dia. Jelas, dia nggak layak buat kamu. Bukan kamu yang nggak layak buat dia.

Tetaplah Jadi Diri Sendiri, Apapun Omongan Orang Lain

Dear, kamu yang pernah kena omongan dan nyinyiran ini, tetaplah jadi diri sendiri. Jangan menurunkan kualitas diri hanya demi seseorang yang nggak mau maju. Seseorang yang baik untukmu, dibandingkan merasa minder, ia pasti akan berjuang agar sama sepertimu. Kalau dia merasa minder, jelas ia tidak cocok buat kamu.

Get notifications from this blog

1 comment