Mencari Berkah dari Sisa: Ini Kisah Kevin Gani dan Garda Pangan
Saat ini Indonesia menghadapi isu sosial yang berkaitan dengan sampah makanan. Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, timbunan sampah makanan di Indonesia mencapai angka 17,09 juta ton pada tahun 2023. Sedangkan di sisi lain, tingkat kelaparan di Indonesia menduduki posisi tertinggi ketiga di ASEAN, yakni mencapai skor 16,9 dari skala 0–100.
Permasalahan ini menjadi dasar bagi Kevin Gani, seorang pemuda asal Surabaya bergabung bersama Garda Pangan, sebuah social enterprise yang ada di Kota Surabaya. Program yang ada di Garda Pangan adalah berkaitan dengan penanganan isu food lossand waste, bersamaan dengan ketidakmerataan akses pangan.
***
Membuat Food Bank
Garda Pangan didesain oleh Kevin sebagai food bank yang bergerak dengan mengumpulkan makanan berlebih dari hotel, restoran, kafe, hingga dari rumah tangga. Tim Garda Pangan juga melakukan penjemputan sisa makanan dari pesta pernikahan hingga festival kuliner.
Mereka kemudian melakukan serangkaian uji kelayakan dan setelah pengolahan, makanan dapat disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.
”Saya bukan pendiri, tetapi saat ini dipercaya sebagai Ketua Yayasan Garda Pangan,” ujar Kevin yang dilansir dari Kompas.com.
Garda Pangan sendiri resmi berdiri pada tahun 2017 oleh pasangan suami istri Dedhy Baroto Trunoyudho dan Indah Audivtia bersama Eva Bachtiar. Berdirinya Garda Pangan ini berawal dari keprihatinan banyaknya makanan berlebih yang terbuang, padahal di lain sisi masih banyak orang yang kelaparan.
Meski bukan sebagai pendiri, Kevin hadir sebagai relawan muda dan hingga saat ini menjadi bagian penting dalam perjalanan yayasan Garda Pangan ini.
Konsep Food Bank Sulit Diterima
Konsep food bank pada awalnya sulit untuk diterima, namun semangat Kevin tidak berhenti. Bersama dengan tim yang ada, Kevin Gani terus melakukan inovasi dan berkolaborasi dengan berbagai mitra dengan tujuan memperluas jangkauan.
Dari usahanya ini, Garda Pangan telah berhasil menyelamatkan hampir 665 ribu porsi makanan di Surabaya dan Sidoarjo dari pembuangan makanan. Ini berasal dari 29 ribu jiwa di 205 lokasi, mulai dari anak-anak panti, keluarga pra-sejahtera, hingga lansia terlantar, dan saat ini dapat menikmati makanan layak setiap hari.
Tidak hanya itu, dalam 8 tahun terakhir, Garda Pangan juga secara aktif melakukan edukasi masyarakat melalui kampanye aktif di media sosial. Program yang dibuat adalah gleaning, yakni program panen pertanian yang ditinggalkan oleh petani.
Untuk limbah pangan yang tidak layak konsumsi, akhirnya menjadi pakan ternak dengan teknologi biokonversi Black Soldier Fly (BDF) dan maggot. Melalui inovasi ini, Garda Pangan tidak hanya berhasil menyelamatkan makanan dan mengurangi kelaparan, namun juga berhasil menekan emisi gas rumah kaca hingga 533,9 ribu kilogram.
Mendapatkan Penghargaan SATU Indonesia Award 2024
Atas kontribusi yang dilakukannya, Kevin mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Award 2024 dengan julukan Pejuang Pangan Berkelanjutan.
“Kami bermimpi sebagai social enterprise yang ingin beroperasi secara mandiri dan berkembang,” ucap Kevin, dilansir dari Kompas (08/09/2025).
Get notifications from this blog



