Gerakan Kakak Aman: Melindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Langkah Hana Maulida terasa berat. Di hadapannya terbentang puluhan kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak. Masa depan anak-anak yang awalnya terasa cerah, mendadak menjadi gelap gulita dengan adanya kasus-kasus ini.
Dalam hati, Hana bertanya, "masihkah ada secercah harapan untuk anak-anak ini?" Terlebih dari banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi, sebagian besar terjadi di lingkungan pendidikan dan dari orang-orang terdekat.
Salah satu kasus yang cukup menggemparkan publik adalah kasus terjadinya kekerasan seksual pada 13 santriwati pondok pesantren di Bandung dengan pelaku HW, yang berprofesi sebagai tenaga pendidik. Berita ini disiarkan oleh hampir seluruh media pada tahun 2021 karena merupakan fenomena gunung es terkait kekerasan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan berbasis agama dan berasrama.
Peristiwa ini terjadi sejak tahun 2016 dan baru terungkap di tahun 2021 setelah melahirkan 9 bayi.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Perlindungan Anak Serang, Banten merasakan kekhawatirannya terkait perlindungan anak di Indonesia, khususnya dalam hal perlindungan dari kekerasan seksual.
“Apa yang bisa dilakukan selain hanya menyaksikan anak-anak tumbuh tanpa pembekalan yang cukup?” Sebuah pertanyaan mendasar yang ditujukan Hana Maulida kepada diri sendiri.
“Kita ini bisa apa? Apakah hanya diam dan menyaksikan? Sementara anak-anak Indonesia, anak-anak pintar di luar sana itu tumbuh berkembang setiap harinya tanpa ada yang memberitahu mereka, gimana caranya melindungi dirinya sendiri dari kekerasan seksual, khususnya," ucap Hana saat pengumuman SATU Indonesia Awards.
Melahirkan Gerakan Kakak Aman
Dari banyaknya berita-berita mengenai kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia, melalui Hana Maulida lahirlah Gerakan Kakak Aman. Dari gerakan ini, Hana Maulida mengajarkan mengenai tubuh pribadi. Dari pengajaran ini, Hana Maulida memberikan pengertian kepada anak-anak tentang bagian tubuh yang jika disentuh oleh orang lain, maka orang tersebut memiliki niat yang tidak baik.
Selain itu, Kakak Aman juga melatih anak-anak bagaimana bersikap ketika menghadapi situasi yang sulit. Misalnya adalah ketika awalnya orang tersebut baik, namun tiba-tiba meminta memegang anggota tubuh, Kakak Aman mengajarkan anak-anak untuk berkata tidak.
“Misalkan ada orang-orang yang awalnya baik, tetapi meminta sesuatu untuk memegang tubuhnya. Nah, kami mengajarkan bahwa ‘kamu bisa bilang tidak’,” ucap Hana Maulida.
Gerakan ini mengajarkan kepada anak-anak bahwa mereka berhak mengatakan 'tidak' dan ini merupakan langkah penting untuk melindungi diri sendiri. Anak-anak juga diajarkan untuk lari tempat yang aman dan bercerita kepada orang dewasa yang mereka percaya, tanpa harus orang tersebut orang tua atau guru. Hal ini karena kekerasan seksual bisa dilakukan oleh orang-orang terdekat, baik itu guru atau keluarga.
Melalui Gerakan Kakak Aman yang didirikan oleh Hana Maulida ini, Hana Maulida berhasil menjadi salah satu dari lima penerima Satu Indonesia Award di tahun 2025.
Sumber informasi:
https://www.tempo.co/info-tempo/mengenal-hana-maulida-pelindung-kekerasan-seksual-anak-lewat-gerakan-kakak-aman-1995297
https://kumparan.com/millennial/ubah-ketakutan-jadi-kekuatan-perjuangan-hana-maulida-melindungi-anak-indonesia-2514Hbj0ANH/full
Get notifications from this blog



