√ Menilik Kekerasan Psikis dalam Serial Netflix: Maid, Ini Reviewnya! - It's Me Desi Murniati
Copyright © oleh Desi Murniati - All Rights Reserved. Powered by Blogger.

Monday, October 25, 2021

Menilik Kekerasan Psikis dalam Serial Netflix: Maid, Ini Reviewnya!

netflix series maid


Maid menjadi Netflix Series yang aku tonton setelah Clickbait dan sembari menunggu drama Korea on going tayang. Sejatinya aku udah cukup lama nonton series ini tapi baru kali ini sempat mengulas series ini. Di tengah isu tentang perempuan dan hubungan toxic, Serial Maid hadir menyuarakan kekerasan dalam rumah tangga itu nggak cuma secara fisik tapi juga psikis. Ini review Maid lengkapnya!


Serial Maid juga membawa pesan bahwa menjadi perempuan sekaligus single parent itu bukan sesuatu yang mudah. Termasuk sulitnya mencari pekerjaan tanpa pengalaman sebelumnya. Biar aku reviewnya nggak setengah-setengah, yuk simak review Maid lengkapnya di bawah ini:


Judul: Maid

Tempat Tayang: Netflix

Tanggal Rilis: 01 Oktober 2021

Pemeran: Margaret Qualley, Andie MacDowwel, Nick Robinson, Raymond Ablack.


Sinopsis Maid


Alex memutuskan meninggalkan rumah yang selama ini ia tinggali bersama Sean (pasangannya) dengan membawa Maddy, putri kecilnya. Keputusan Alex pergi malam-malam ini bukan tanpa alasannya. Sean adalah pria yang kecanduan alkohol, setiap kali laki-laki itu mabuk, Sean kehilangan akal dan merusak barang-barang yang ada di rumah mereka.


Sejauh ini Alex tidak pernah disakiti secara fisik, namun ia mengkhwatirkan Maddy. Kejadian Sean yang mabuk dan melempar gelas hingga hampir melukai Maddy yang menjadi puncak kemarahan Alex dan jadi alasan ia meninggalkan rumah. Ia ingin melindungi anaknya.


Sayangnya, masalah kabur ini tidak semudah dugaan Alex. Ia memilih tempat penampungan KDRT, namun ia tidak pernah disakiti secara fisik oleh Sean. Alex juga harus berjuang mendapatkan uang agar ia layak mendapatkan hak asuh Maddy. Sayangnya, urusan mencari nafkah ini juga bukan hal yang mudah.


Alex tidak punya pengalaman dalam hal pekerjaan dan satu-satunya pekerjaan yang bisa ia lakukan adalah menjadi 'MAID' atau tukang bersih-bersih rumah. Ia bekerja dari satu rumah ke rumah lain untuk membersihkan rumah mereka. Alex juga sempat kehilangan hak asuh atas puterinya karena ia hampir membuat puterinya celaka dalam sebuah kecelakaan mobil.


Ia kesulitan menemukan tempat tinggal dan tempat penitipan anak. Ibunya yang harusnya menjadi tempat menitipkan anak adalah pengidap bipolar dan sibuk pacaran.


Kekerasan dalam Hubungan Tidak Hanya Berupa Kekerasan Fisik


review netflix series maid


Ketika Alex sampai di tempat pengaduan KDRT dia kebingungan menjelaskan posisinya saat itu. Ia tidak bisa menunjukan bukti KDRT karena ia tidak mengalami kekerasan secara fisik. Alex bahkan menganggap kekerasan psikis yang ia dapatkan tidak termasuk KDRT.


Pada saat menonton scene itu, aku termenung. Iya, juga ya, banyak orang yang menganggap kekerasan dalam rumah tangga ya yang berhubungan dengan fisik. Bahkan para istri banyak yang memutuskan menyelamatkan diri setelah adanya kekerasan fisik. Mereka tidak menghitung kekerasan psikis yang diterimanya, padahal mereka sama tersiksanya.


Hingga akhirnya ada scene dimana Alex ngobrol dengan Danise dan Danise bilang, "Apa yang kamu lakukan sudah benar. Kekerasan fisik bisa terjadi dari hal-hal seperti itu. Jika kemarin gelas yang pecah tidak mengenai puterimu, bisa jadi itu terjadi lagi dan bisa melukai puterimu. Mereka yang mengalami KDRT bahkan pada awalnya adalah pasangan yang romantis."


Di akhir series, Alex akhirnya mengerti bahwa selama ini ia selalu tertekan saat hidup bersama Sean. Sean benar-benar membuat ruang geraknya sempit dan menyiksanya secara psikis, khususnya ketika laki-laki itu mabuk. Alex juga merasa tidak bisa berkembang saat bersama Sean karena ruang geraknya yang terbatas. Ia menyerahkan sepenuhnya urusan nafkah kepada Sean, padahal sebenarnya Alex juga mampu.


Aku jadi teringat perempuan-perempuan di luar sana yang 'terpaksa' berhenti kerja dengan alasan suaminya bilang, "Mencari nafkah itu tanggung jawabku. Kamu cukup mengurus rumah saja." Apakah perempuan-perempuan tersebut pernah merasakan apa yang Alex rasakan? Apakah perempuan-perempuan tersebut pernah merasa kehidupannya direnggut oleh pernikahan dan terhalang 'kodrat'?


Masalah Alex Pasca Kabur: Tidak Punya Apa-Apa


"Perempuan nggak usah terlalu ngoyo (bahkan nggak perlu) nyari duit, kan kewajiban nafkah ada pada laki-laki," jika kamu pernah mendengar atau bahkan ngomong gini: kamu atau orang yang bilang gini wajib nonton Maid ini. Yakin everything will be okay sepanjang hidupmu hingga kamu bisa sepenuhnya menggantungkan diri ke suami? Bagaimana jika tiba-tiba keadaanmu berubah seperti Alex dalam series Maid ini?


Aku nggak tahu bener apa enggak, tapi sempat ada scene awal hubungan Alex dan Sean dimana saat itu Alex masih sangat muda, kemudian dia hamil, dan tinggal bersama Sean. Dari scene singkat ini aku bisa tahu kalau Alex nggak sempat membangun karir dan mencari uang untuk dirinya sendiri. Bahkan Alex nggak sempat kuliah (atau lanjut kuliah) padahal ia punya bakat menulis.


Lalu apa yang terjadi ketika Alex memutuskan kabur dengan membawa puterinya? Ia tidak punya apa-apa. Ia tidak punya tempat tinggal. Ia tidak punya uang. Ia juga tidak punya skill khusus yang bisa membantunya mendapatkan banyak uang. Satu-satunya yang dapat ia lakukan adalah menjadi tukang bersih-bersih rumah: sesuatu yang dianggap bisa dilakukan dengan mudah hingga dibayar murah.


Mungkin ini akan sedikit berbeda jika Alex memiliki skill dan pengalaman kerja sebelumnya. Apalagi jika Alex memiliki tabungan pribadi, hidupnya pasca kabur dari Sean tidak akan seburuk itu. Ia juga tidak perlu berhadapan dengan pemilik rumah yang menyepelekan pekerjaan maid dan juga atasannya yang sangat semena-mena.


Nonton Netflix Series Maid ini membuatku makin yakin dengan pilihan yang selama ini kubuat dan sedang kuperjuangkan: aku harus kuat secara kemampuan dan finansial. Sebelum menikah aku harus punya tabungan pribadi dan investasi, jadi jika terjadi apa-apa dalam pernikahan (cerai, suami meninggal, suami minggat, aku meninggal, bangkrut) aku tidak akan terlalu menderita karena punya tabungan.


Pekerjaan Rumah Tangga Disepelekan dan Dibayar Murah


netflix series maid


Seperti yang aku jelaskan di atas, satu-satunya pekerjaan yang bisa Alex lakukan adalah menjadi maid atau tukang bersih-bersih rumah. Pekerjaan ini dianggap sebagai pekerjaan yang bisa dilakukan oleh semua orang, makanya dibayar murah dan disepelekan baik oleh pemilik rumah ataupun atasan Alex. Padahal, percayalah nggak semua orang (termasuk perempuan) bisa beres-beres. Aku adalah salah satunya.


Kamu pernah nggak denger orang bilang, "Aku cuma jadi ibu rumah tangga. Ngurus rumah sama anak doang." atau orang menyepelekan pekerjaan perempuan sebagai ibu rumah tangga. Padahal yakin pekerjaan rumah tangga itu simpel? Jelas ENGGAK. Bahkan menurutku dibandingkan pekerjaan kantor, pekerjaan rumah itu jauh lebih berat dan nggak ada habisnya.


Aku pernah dibilang, "Cobalah rapi dikit, kodrat perempuan kan rapi (maksudnya rapi kamarnya)." Padahal seberapa kuatnya aku nyoba rapi, aku tetap nggak bisa serapi perempuan-perempuan lain. Emang ada kok orang atau perempuan yang nggak bisa rapi. Cara dia menata tempat nggak bisa serapi perempuan pada umumnya, sebesar apapun ia sudah mencobanya.


Makanya, jangan menyepelekan pekerjaan rumah ini dan menganggap lumrah bahkan sudah kodrat perempuan berurusan dengan pekerjaan rumah ini. Lalu, pekerjaan-pekerjaan di luar pekerjaan rumah jauh lebih keren. No! Semua sama saja dan wajib untuk dihargai.


Sulitnya Melepaskan Diri dari Hubungan Toxic


maid


Pernah nggak sih kamu melihat atau mendengar cerita perempuan yang tetap memilih bertahan dengan pasangannya padahal udah toxic parah? Tetap bertahan di pernikahan padahal udah disakiti secara fisik dan psikis? Pasti udah nggak sekali atau dua kali mendengarnya.


Dalam buku Life as Divorcee, buat memutuskan mengakhiri hubungan (terlebih pernikahan) itu bukan sesuatu yang mudah. Apalagi jika sudah punya anak. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, makanya banyak perempuan yang akhirnya milih menahan semua rasa sakitnya demi anak. Padahal jelas itu tidak baik.


Alex dalam serial Maid ini juga merasakan hal yang sama. Buat dia bisa keluar dari hubungan toxic dengan Sean ia membutuhkan banyak kekuatan. Bahkan, saat ia merasa kesulitan, ia sempat kembali ke Sean dan hampir memberikan kesempatan bagi Sean. Meski pada akhirnya ia tahu Sean tidak akan berubah.


Untuk bisa menyelamatkan diri dari hubungan toxic perempuan harus kuat. Seorang perempuan harus merasa dirinya berharga dan tidak pantas menderita dalam hubungan seperti itu. Ini yang aku liat dalam diri Alex. Dia merasa dirinya berharga dan tidak sepantasnya ada di hubungan tidak sehat dengan Sean.


Alex pun pada akhirnya tahu bahwa selama ini dia menjadi korban gaslighting atau manupulasi. Ia selama ini telah dimanipulasi oleh Sean dan tetap bertahan dalam hubungan tersebut, padahal selama ini Alex merasa tidak berkembang dan hanya mengikuti apa kata Sean.


Jadi, buat kamu yang masih ada dalam hubungan yang tidak sehat, ada baiknya kamu menonton serial Maid ini dan melihat bagaimana pentingnya menyelamatkan diri sendiri dari hubungan yang tidak sehat. Kita berharga dan berhak bahagia.


The End: Masih Ada Kesempatan


Aku suka ending serial Maid ini. Tidak seperti drama Korea atau film Korea yang sering menyajikan ending membagongkan, serial Netflix Maid ini memiliki ending yang sangat bagus. Ending Maid seolah mengatakan kepada semua penontonnya: kita masih punya kesempatan. Masih ada hari baik yang bisa didapatkan.



Get notifications from this blog