√ Dana Darurat Itu Seberapa Penting? Cek Di Sini! - It's Me Desi Murniati
Copyright © oleh Desi Murniati - All Rights Reserved. Powered by Blogger.

Friday, February 4, 2022

Dana Darurat Itu Seberapa Penting? Cek Di Sini!

dana darurat


Di tengah populernya investasi saat ini, bikin banyak orang berbondong-bondong ikutan berinvestasi. Bahkan tidak sedikit yang lebih memprioritaskan investasi dibandingkan kebutuhan finansial yang lebih penting darinya, termasuk dana darurat.

Sebagai orang yang dulu nggak kuliah akuntansi atau keuangan, hingga saat ini aku masih terus belajar supaya bisa mengelola keuanganku dengan baik. Tapi setidaknya pekerjaanku sekarang di perusahaan software akuntansi cukup memacuku untuk terus belajar tentang keuangan ini.

Jadi, menurut apa yang aku baca selama ini, ada urutan finansial yang harus didulukan, yakni membayar utang, dana darurat, asuransi, baru investasi. Ini pastinya di luar kebutuhan primer ya. Nah, di sini aku mau bahas tentang dana darurat, seberapa penting dana darurat ini dan bagaimana cara menyimpan dana darurat ini? Langsung simak di bawah ini ya!


Apa Itu Dana Darurat

dana darurat



Buat kamu yang baru mempelajari dunia keuangan atau finansial, pasti masih ada yang bingung dengan pengertian dana darurat ini. Sesuai namanya yakni dana darurat, dana ini ditujukan untuk hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya.

Ya, namanya juga hidup, ada aja kejadian-kejadian tidak terduga yang bisa meluluhlantahkan kehidupan.

Dana ini disisihkan dari penghasilan agar ketika hal darurat tersebut terjadi, kita ada dana untuk membantu menyelesaikannya. Hal-hal darurat ini antara lain:
  1. Sakit (jika ada asuransi untuk keperluan di luar asuransi)
  2. Kecelakaan (untuk kebutuhan lain di luar yang bisa dicover asuransi)
  3. Diberhentikan kerja alias kena PHK
  4. Bencana alam
  5. Kemalingan
  6. Dan musibah lainnya, misalnya kena tipu.
Intinya dengan adanya darurat ini, kita masih bisa melanjutkan hidup setelah terkena musibah.


Menghitung Dana Darurat


Sebelum masuk ke dunia kerja, aku nggak begitu tahu tentang pentingnya dana darurat ini. Dulu, saat masih kuliah (dan menerima beasiswa) nggak pernah mikir kalau suatu saat akan datang keadaan dimana aku butuh dana untuk hal-hal darurat, jadi nggak ada tuh inisiatif nyimpen duit.

Di tahun 2017, keuanganku saat itu mengalami peningkatan. Aku masih mendapatkan living cost dari Bidikmisi dan aku dua kali mendapat hibah bisnis dengan jumlah yang lumayan besar. Saat itu aku merasa tenang dong dan menganggap kedepannya semuanya akan baik-baik saja.

Hingga akhirnya di tahun 2018 aku telat lulus dan aku kehabisan duit. Saat itu aku udah nggak dapat beasiswa dan proposal bisnis yang kuikutkan nggak pernah menang. Aku menggantungkan hidup pada bisnis rajutan, bunga flanel, dan tas kanvas yan Alhamdulillah terus dapat orderan.

Saat itu aku menyadari BAHWA HIDUP KITA BISA BERUBAH KAPAN SAJA. Nggak ada yang namanya hidup sudah aman karena keadaan darurat bisa datang kapan saja. Jadi, ketika sudah lulus dan kerja aku mulai belajar mengatur keuangan dan mulai menyisikan gaji untuk dana darurat.

Soal menghitung dana darurat ini, aku sempet ngobrol dengan seorang teman yang kuliah akuntansi. Katanya, dana darurat sebaiknya adalah gajimu selama 6 bulan. Ini dimaksudkan jika tiba-tiba kamu kena PHK, kamu bisa bertahan hidup hingga 6 bulan sampai bisa dapat kerja lagi.

Tapi buat kamu yang memiliku perangkat untuk bekerja, kamu juga perlu menyisihkan dana khusus jika terjadi sesuatu terhadap perangkat tersebut. Misalnya, laptop, hp, atau motor.

Kamu yang membutuhkan perangkat ini untuk kerja wajib memiliki dana darurat jika tiba-tiba terjadi kerusakan atau kehilangan. Jadi, jika keadaan darurat tiba-tiba datang, kamu tidak perlu pening memikirkan dana untuk perbaikan.

Aku dan Dana Darurat


Selain pernah mengalami kegagalan menyimpan uang untuk keadaan darurat saat kuliah, saat awal-awal lulus kuliah aku juga pernah kerja dan dipecat setelah 3 minggu kerja. Iya, tiga minggu kerja. Meski saat itu aku berusaha hahahihi tapi kejadian itu cukup meluluhlantahkan hidupku.

Aku sempat sulit bertahan hidup dan akhirnya memutuskan menyerah dengan memilih pulang kampung. Dari keputusanku pulang kampung ini akhirnya aku bekerja di Kledo yang full remote. Sekarang aku hampir 2 tahun kerja di Kledo tapi bayangan tiba-tiba dipecat dan susahnya kehidupan setelah kehilangan pekerjaan masih membayangiku.

Makanya, sejak awal bekerja aku selalu memiliki dana darurat ya meski jumlahnya nggak seberapa dan belum memenuhi gaji 6 bulan kerja. Tapi nggak apa-apa, semuanya bisa berproses.

Manfaat dana darurat ini cukup besar bagi hidupku saat ini. Saat aku memutuskan ke Jogja akhir tahun 2021 lalu, aku berani karena aku memiliki dana darurat. Bulan lalu, ketika aku kena musibah laptop kena hujan, dana darurat ini yang akhirnya membantuku membeli laptop baru tanpa harus ngutang ke pihak lain.

Meski pada akhirnya harus mengulang nabung lagi, tapi setidaknya dengan adanya dana darurat kita tidak sampai berhutang kepada pihak lain. Jadi, buat kamu yang baru masuk ke dunia kerja dan bingung cara mengelola keuangan, kamu harus tahu prioritas keuangan terlebih dahulu.


Urutan Skala Prioritas Keuangan


Ngomongin soal pengelolaan keuangan pastinya tidak jauh sama yang namanya urutan skala prioritas keuangan. Urutan skala priotitas keuangan ini sering tidak dipahami oleh seseorang, jadinya banyak yang keuangannya berantakan karena salah menempatkan skala prioritas keuangan ini.

Berdasarkan artikel di wartaekonomi.co.id, urutan skala prioritas keuangan antara lain:
  1. Utang konsumtif, seperti tagihan kartu kredit, KTA, dan lainnya. Jika ada sebaiknya prioritaskan untuk melunasinya terlebih dahulu;
  2. Cashflow atau arus kas pribadi harus positif, maksudnya adalah besarnya pengeluaran harus lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan;
  3. Dana darurat. Dana darurat seseorang yang masih single tentunya beda dengan yang telah berkeluarga;
  4. Asuransi. Asuransi digunakan jika terjadi hal darurat yang berhubungan dengan kesehatan, jiwa, hingga aset berharga. Bagi yang telah berkeluarga sebaiknya mendaftarkan pencari nafkah utama asuransi jiwa, jadi jika terjadi hal-hal yang menghalangi mencari nafkah ada tanggungan asuransi;
  5. Lakukan penyusunan dana sesuai tujuan keuangan, misalnya untuk dana pendidikan anak, dana pensiun, dana haji, dan lainnya;
  6. Investasi dari dana yang ada sesuai tujuan keuangan.


Dimana Sebaiknya Menyimpan Dana Darurat

dana darurat



Setelah membaca penjelasan di atas, kini kita sampai di pembahasan terakhir yakni dimana sebaiknya menyimpan dana darurat. Perlu diketahui bahwa dana darurat merupakan dana yang harus bisa dicairkan sewaktu-waktu alias cepat untuk memenuhi kebutuhan darurat. Oleh karenanya, kamu harus menyimpan di tempat yang mudah untuk diambil atau dicairkan.

Untuk aku pribadi, aku menyimpan dana darurat di Reksadana Pasar Uang. Alasan aku menyimpan dana darurat di sini karena reksadana pasar uang memiliki risiko yang kecil dan mudah dicairkan. Selain itu, kamu juga tetap mendapatkan keuntungan meski tidak begitu besar.

Selain disimpan di reksadana pasar uang, dana darurat juga bisa disimpan di rekening bank. Meski kamu tidak mendapatkan bunga jika jumlahnya sedikit setidaknya dengan menyimpan di bank kamu bisa langsung menariknya jika membutuhkan dana darurat.

Kamu juga bisa menyimpan dana darurat dalam bentuk emas. Seperti yang diketahui, emas adalah instrumen investasi yang cukup mudah untuk dicairkan. Jadi, pilihan tepat bagi kamu yang ingin menyimpan dana darurat dalam bentuk emas. Terlebih harga emas selalu mengalami kenaikan jadi bisa dipastikan kemungkinan mengalami kerugian cukup kecil.

Kesimpulan

Itulah tadi penjelasan mengenai dana darurat yang dapat kamu gunakan untuk mengelola keuangan menjadi lebih sehat. Memang, mengelola keuangan ini bukan sesuatu yang mudah namun tidak ada salahnya untuk kita terus belajar. Saat ini sudah banyak tempat belajar cara mengelola keuangan ini, mulai dari buku, artikel di internet, video YouTube, hingga kelas berbayar. Jadi, manfaatkan saja apa yang ada.

Get notifications from this blog

11 comments

  1. Setuju, dana darurat penting. Jadi sebelum mulai berinvestasi, pastikan dulu dana darurat itu ada. Karena jika langsung lompat ke investasi, sewaktu2 investasi kita crash atau sedang turun, sementara butuh duit utk mengcover kebutuhan darurat, yg ada malah buntung harus mencairkan investasi yg sedang turun atau crash tadi.

    Ini yg suka gagal dipahami Ama pemula. Mereka berpikir untuk invest dulu, sementara dana darurat dan asuransi dianggab ga penting. Masih nambah hutang konsumtif pula..

    ReplyDelete
  2. Aku sendiri mulai mengumpulkan dana darurat dari awal nikah, dengan memakai LM mba. Krn mikirnya gini, dana darurat hanya akan aku pakai jika keadaan emergency itu tidak bisa tercover dengan asset yg ada atau asuransi. Selama aku ada aset lain dan ada asuransi, berarti harusnya aman. Makanya lebih milih LM secara tidak kena inflasi, dan mudah cair. Nilai juga naik trus. Beda kalo dlm bentuk IDR, yg lama2 kena inflasi .

    Dana darurat yg aku kumpulin itu utk setahun pengeluaran keluarga. Tapi karena dikumpulkan dalam bentuk LM, sejak lama, dan LM meningkat tajam pas pandemi ini, value nya malah bisa mengcover 3 tahun pengeluaran sekarang ini. See, LM buatku paling pas untuk dibuat dana darurat, dengan catatan asuransi ada. Baru setelah 2 hal td sudah tersedia, aku fokus dengan investasi :)

    ReplyDelete
  3. Memang kehidupan gak bisa diduga. Alangkah nyamannya batin jika setiap pos keuangan terisi dengan baik ya Mbak. Di rumah kami, investasi lebih dahulu dari dana darurat. Jadi hasil investasi selalu masuk ke dalam pos dana darurat setiap bulan. Setiap bulan dana daruratnya bertambah, tapi amit-amit jangan pernah dipakai lah ya. Kita berdoa agar selalu baik-baik saja dan kita tidak pernah menggunakan dana darurat itu kapan pun. Amin

    ReplyDelete
  4. Dana darurat tuh penting dan perlu banget ya. Sayangnya aku belum punya tabungan mengendap yang cukup buat minimal 6 bulan kalo udah nggak punya penghasilan atau pekerjaan lagi.

    ReplyDelete
  5. Banyak Instrumen untuk bisa jadi Dana Darurat ,tapi yang cukup berat ketika butuh disiplin yang kuat, namun bila diingat bahwa itu sangat penting rasanya sesulit apapun tentu akan bisa dilakukan.

    ReplyDelete
  6. Berasa banget diaku yang susah ngumpulin dana darurat tau tau kpake belanja ama healing ya Allah istri macam apa aku. Thanks remindernya kak

    ReplyDelete
  7. Keren banget, kak..
    Dapat banyak beasiswa saat kuliah. Ini prestasi luar biasa.
    Tapi memang kudu banget meluangkan sebagian uang sebagai dana darurat. Prefer dijadikan investasi yaa...daripada hanya disimpan dalam bentuk tabungan. Rawan kepake...huhuu~

    **tapi aku baca komen kak Fanny, jadi bimbang.
    Hihii..kudu adain diskusi mengenai skala prioritas keuangan keluarga nih..

    ReplyDelete
  8. Penting banget dana darurat ini ya soalnya pada kenyataannya memang ada hal2 yang terjadi di kuar rencana atau yang tidak terduga.

    ReplyDelete
  9. Iya ya dana darurat bisa berupa Reksadana pasar uang yang resikonya rendah, selama ini mikir dana darurat itu harus berbentuk tabungan di bank

    ReplyDelete
  10. Jika saat ini berwirausaha, apakah dana darurat itu bisa diibaratkan dari 6 bulan pengeluaran kita. Maksudnya, karena tidak ada gaji yang jelas, jadi berpatokan dengan pengeluaran rutin perbulan. Meskipun sampai saat ini dana darurat saya tidak sebesar itu, tapi di masa pandemi ini saya dan keluarga berusaha untuk bertahan.

    ReplyDelete
  11. Dulu aku cuek banget dengan dana darurat. Tapi saat pandemi, jeger! Tabungan makin lama makin menipis. Kerasa deh butuhnya. Penghasilan semakin berkurang, tapi kebutuhan tetap, walopun udah banyak dikurangi. Ditambah harga2 yang naik, bikin kebutuhan melambung. Banyak juga biaya2 tak terduga. Apalagi saat kena covid. Wow... roller coaster deh. So, sekarang dengan jelas aku bilang kalo dana darurat itu sangat urgent. Harus dianggarkan di awal. Dan jangan sisa dari penghasilan.

    ReplyDelete