√ Laptop ASUS VivoBook E210MAO: Laptop Terbaik untuk Teman Traveling - It's Me Desi Murniati
Copyright © oleh Desi Murniati - All Rights Reserved. Powered by Blogger.

Friday, September 29, 2023

Laptop ASUS VivoBook E210MAO: Laptop Terbaik untuk Teman Traveling

laptop terbaik gue


Cerita bermula di bulan Januari 2022. Laptop yang baru kubeli lima bulan sebelumnya tiba-tiba rusak. Saat itu terjadi hujan lebat dan laptop yang kutinggalkan di atas meja kerja terkena air hujan yang masuk ke kamar. Mati total. Aku sudah membawa laptop tersebut ke tempat servis dan tidak bisa diperbaiki.


Patah hati? Pasti. Rasanya saat itu aku ingin menangis, tetapi aku tidak bisa menangis. Buat karyawan yang mengandalkan laptop untuk pekerjaan, kerusakan laptop yang kualami cukup mengganggu pekerjaan. Saat itu aku meminjam laptop ASUS milik adikku dan mulai merencanakan untuk membeli laptop baru.

Membeli laptop baru setelah tragedi kehilangan laptop tidak sama seperti saat membeli untuk pertama kalinya. Pertama, soal budget. Tentu aku tidak bisa membeli laptop dengan budget besar mengingat aku baru membeli laptop yang cukup mahal lima bulan sebelumnya. Kedua, kerusakan laptop membuatku trauma. Aku tentu tidak berani membeli laptop mahal karena takut mengalami tragedi serupa.


Jadi, saat itu pertanyaan yang muncul di benakku adalah SEPERTI APA LAPTOP YANG KUBUTUHKAN? Sebagai orang yang bekerja di bagian konten, sebenarnya tidak ada syarat tertentu ketika membeli sebuah laptop. Semua laptop bisa dipakai. Tentu aku masih memiliki laptop impian, tetapi saat itu yang aku pikirkan bukan lagi bagaimana bisa mendapatkan laptop yang selama ini aku impikan tapi bagaimana laptop yang aku miliki bisa membuatku meraih lebih banyak mimpiku.


Aku masih memiliki mimpi traveling keliling Indonesia yang belum terwujud.


Atas dasar itulah aku memilih laptop ASUS VivoBook E210MAO, sebuah laptop berukuran 11 inch dengan desain menarik dan mudah dibawa kemana-mana.


Be A Traveler: Sebuah Mimpi yang Tertunda


laptop terbaik gue


Aku pernah bilang ke seorang teman, "Daripada kita fokus dengan sesuatu yang telah hilang, lebih baik kita fokus dengan hal yang bisa kita dapatkan." Karena quotes yang kubuat tersebut juga akhirnya dibandingkan fokus dengan rasa kehilangan laptop, aku mencari hal yang bisa kulakukan dengan laptop yang aku miliki.


Aku membeli laptop sesuai budget yang kumiliki dan mengejar mimpi yang selama ini tertunda yaitu menjadi traveler.


Antara Kerja Remote dan Traveling


Aku adalah salah satu orang beruntung yang bisa bekerja dari mana saja atau work from anywhere. Aku bekerja di sebuah perusahaan software akuntansi yang ada di Jogja dan aku bisa melakukan pekerjaan ini dari mana saja. Sejauh ini aku banyak melakukan pekerjaan dari rumah. Tapi jika bisa melakukan pekerjaan sembari traveling, kenapa nggak dicoba?

kerja remote

Sebenarnya impian bisa traveling (minimal keliling Indonesia) sudah ada di benakku sejak masa kuliah. Saat itu aku aktif mengikuti lomba-lomba ke luar kota dan bisa melakukan perjalanan baik itu sendirian atau ramai-ramai. Dari situlah aku jatuh cinta dengan traveling. Buatku traveling bisa memberikan pengalaman yang tidak aku dapatkan ketika di rumah saja.


Traveling membukakan mataku akan dunia yang sebelumnya tidak aku tahu. Traveling membuatku bisa bertemu lebih banyak manusia dan mengunjungi tempat-tempat yang sebelumnya hanya kudengar dari cerita orang lain.


Pasca-Pandemi dan Kesempatan Itu Datang


Di tahun 2020 sebenarnya aku sudah memiliki keinginan untuk mulai mewujudkan mimpiku traveling tapi saat ini ada badai pandemi Covid-19. Keadaan saat itu sangat tidak memungkinkan untuk traveling. Setelah tiga tahun sejak Covid-19 muncul, semua mulai membaik dan kita mulai diberi kesempatan untuk melakukan perjalanan.


Jadi, inilah saatnya untuk memulai perjalanan yang selama ini tertunda. Terhitung aku sudah 3 kali melakukan perjalanan bersama laptop ASUS VivoBook E210MAO, pertama dari Lampung menuju Jogja. Solo, Sragen, dan pulang ke Lampung. Kedua, dari Lampung ke Jakarta dan Bandung. Ketiga, dari Lampung ke Jogja kemudian ke Surabaya-Malang-Semarang-Jakarta dan pulang ke Lampung.

traveling

Perjalanan ini kulakukan seorang diri alias solo traveling. Dibandingkan mencari teman untuk diajak traveling, aku lebih suka menemui teman-temanku yang ada di kota tujuan. Jadi, biasanya setelah menuntukan rute perjalanan aku akan menghubungi teman-temanku yang ada di kota tersebut dan mengajaknya meet-up.


Bonusnya adalah biasanya aku ditawari tempat nginep atau ditraktir makan, hehe. Padahal buatku bertemu dengan mereka saja sudah membuat senang.


Keliling Jawa bersama ASUS VivoBook E210MAO, Kenapa Nggak?


laptop impian

Sebagai orang yang lahir dan besar di Lampung, bagiku Pulau Jawa itu seperti tempat impian yang hanya bisa kudengar dari orang lain. Aku memang lahir dan besar di Lampung, tapi aku adalah keturunan Suku Jawa. Kami berbicara dalam bahasa Jawa dan tetap melestarikan budaya Jawa meski tinggal di Lampung.


Orang-orang di sekitarku banyak bercerita tentang Pulau Jawa. Apalagi bapak adalah asli kelahiran Sragen yang merantau ke Lampung. Jadi, saat itu buatku Pulau Jawa itu seperti pulau impian yang ingin sekali aku kunjungi.


Banyak teman-temanku yang menanyakan alasanku lebih memilih keliling Jawa, dibandingkan keliling Pulau Sumatera. Bukan satu atau dua orang yang menanyakan hal ini. Berikut beberapa alasan aku memilih keliling Pulau Jawa dibandingkan keliling Pulau Sumatera:


  1. Fasilitas di Pulau Jawa lebih memadai. Dari kereta api saja, di Sumatera itu nggak saling terhubung. Lampung hanya terhubung hingga Palembang dan itu waktu tempuhnya lama banget.
  2. Lampung dekat dengan Pulau Jawa. Cukup menyeberangi Selat Sunda dengan kapal feri, kami orang yang tinggal di Lampung bisa sampai Pulau Jawa.
  3. Aku lebih banyak di teman di Jawa daripada di Sumatera. Jadi, aku bisa menemui mereka sambil traveling. Buatku menemui teman saat jalan-jalan adalah momen terbaik.
  4. Aku punya alasan 'kerjaan' saat traveling ke Jawa.

Atas dasar itulah aku lebih memilih Pulau Jawa untuk traveling dibandingkan Pulau Sumatera. Buat perempuan sepertiku, menurutku solo traveling di Pulau Jawa juga lebih aman dibandingkan di Sumatera, apalagi jika mode traveling yang dipilih adalah semi backpacker.

Jadi, aku memulai petualangan traveling dari Lampung keliling Pulau Jawa (meski belum sampai ujung)!

Lampung-Jogja Adalah Rute Favorit


traveling

Berkali-kali aku bilang, "Aku nggak mau ke Jogja lagi." Tapi ujungnya aku balik ke kota satu ini. Entah sudah berapa kali aku ke Jogja sejak 2016. Mulai dari mengikuti acara KKL saat kuliah, mengikuti acara komunitas menulis, mengikuti kompetisi bisnis, hingga setelah kerja aku beberapa kali ngide pergi ke Jogja.

Belum lama ini aku memikirkan alasanku selalu kembali ke Jogja. Aku memang pernah menaruh harapanku di kota ini-- aku pernah ingin bertemu dengan teman-teman penulis (lagi) di kota ini, hingga aku ingin bekerja di Jogja yang akhirnya bisa terwujud.

Setelah aku merenung, aku menemukan bahwa Jogja itu seperti kota persinggahan. Buat orang Lampung sepertiku, memilih Jogja sebelum traveling lebih jauh lagi adalah pilihan tepat. Apalagi harga tiket bus ke Jogja selisihnya nggak jauh dari Lampung ke Jakarta. Jadi, biasanya aku akan berangkat ke Jogja dan pulangnya mampir ke Jakarta.

Perjalanan Pertama: Misi Berangkat Kerja Ala Aku dan Mengunjungi Leluhur


Aku melakukan perjalanan di akhir tahun 2022 dengan misi 'berangkat kerja ala aku' mengikuti yang lagi viral di media sosial. Banyak karyawan yang membuat konten berangkat kerja dari Bogor ke Jakarta, aku yang kerja jarak jauh kenapa nggak membuat konten serupa? Berangkat kerja dari Lampung ke Jogja.

Ini adalah konten lucu-lucuan yang nggak berakhir viral, wkwk. Tapi aku cukup puas karena menemukan komentar-komentar yang lucu.

Saat berangkat ke Jogja di akhir tahun 2022 ini aku masih bekerja. Aku sengaja memiliki berangkat di hari kerja biar bisa merasakan sensasi kerja dari bus Lampung-Jogja. Ternyata nggak mudah, wkwk. Guncangan di bus sangat nggak worth it buat bekerja.

Saat ada di kapal sinyal juga hilang, jadi ya apa yang bisa diharapkan dari kerja online kayak aku ketika tidak ada sinyal internet?

Selain misi berangkat kerja ala aku, perjalananku saat itu juga dalam rangka mengunjungi leluhur yang ada di Sragen. Bapakku lahir dan besar di Sragen, Jawa Tengah sebelum akhirnya merantau ke Lampung. Terakhir kami mengunjungi Sragen adalah saat aku berumur 2 tahun. Karena bapakku selalu menolak untuk diajak ke Sragen, jadi aku yang datang mewakili beliau.

Aku berangkat ke Sragen naik KRL dari Jogja ke Solo dan lanjut bis ke Sragen. Aku juga memilih hari kerja saat perjalanan ke Sragen ini. Tapi kerja dari KRL dan bus sangat tidak memungkinkan, terlebih aku naik bus Sumber Rezeki yang terkenal ugal-ugalan di jalan.

Selama di Sragen aku tetap bekerja. Ada beberapa tips yang bisa kuberikan saat traveling sambil bekerja sepertiku:

  1. Bawa plastik untuk melindungi laptop. Nggak lucu sih kalau laptop rusak lagi karena kena air hujan.
  2. Mencari teman di perjalanan agar tidak tersesat. Perjalanan Solo-Sragen adalah pengalaman pertamaku, saat itu aku sok ramah dengan mbak-mbak yang kutemui di Trans Solo dan ternyata tujuan dia ke Sragen juga. Jadi, aku tinggal mengikuti dia.
  3. Jangan mudah percaya dengan orang lain, apalagi jika orang tersebut menawari makanan. Pokoknya jangan mau. Kalau hanya ngobrol, its okay.
  4. Jangan pasang muka ketakutan. Usahakan selalu tenang saat traveling.




Perjalanan Kedua: Bertemu Idola di Istora


Aku dan temanku adalah pecinta olahraga bulutangkis. Ya, sebenarnya temanku yang beneran suka bulutangkis, sedangkan aku adalah fans abal-abal yang suka badminton karena Indonesia sering menang. Aku sempat bilang ke temanku, "Pokoknya suatu saat aku bakal nonton badminton secara langsung."

Bagi kami saat itu dunia badminton kayak sesuatu yang hanya ada di balik layar. Mereka para atlet hanya idola yang jauh dari dunia nyata kami. Lalu, sepulang dari perjalanan Jogja-Sragen aku iseng mengecek war tiket nonton Indonesia Master 2023 yang akan diselenggarakan Januari 2023.

Aku mencoba beli satu tiket di hari kedua dan dapat. Aku tidak berekspektasi bisa nonton tapi jika ada kesempatan kenapa nggak, kan? Aku menyimpan tiket tersebut dengan harapan bisa berangkat di waktu yang telah ditentukan.

Mendekati waktunya, aku yang awalnya tidak punya uang tiba-tiba mendapatkan bayaran dan bisa berangkat ke Jakarta. Sebelum menonton badminton aku ke Bandung bersama teman untuk mencoba kereta api Argo Parahyangan yang katanya pemandangan sepanjang perjalanan sangat indah. Dengan misi tersebut aku ke Bandung dan pulang keesokan harinya.

Menonton badminton secara langsung di Istora menjadi salah satu impianku yang terwujud. Aku menonton hari kedua sesuai tiket yang sudah kubeli. Tapi karena masih kurang puas, aku datang lagi keesokan harinya dan membeli tiket langsung di sana. Nggak tanggung-tanggung aku datang subuh demi mendapatkan tiket.

Saat pamer aku nonton badminton, temanku bilang, "Wah, kamu beneran nonton Des. Kamu bisa ketemu Minions, lho." Temanku ini memang ngefans parah sama Kevin Sanjaya.

Aku bertemu teman-teman baru saat nonton badminton ini dan ini pengalaman baru buat aku yang selama dua tahun lebih hanya di rumah. Rencananya aku pengen nonton lagi, tapi masih mikir-mikir. Rasanya jauh banget kalau harus ke Jakarta lagi.

Perjalanan Ketiga: Demi Teman Berakhir Ambyar



Perjalanan ketiga kulakukan di Bulan Mei lalu. Tujuanku melakukan perjalanan ini adalah untuk menemui teman kerja yang ngantor di Jogja. Temanku yang kuminta mengantar sempat berkomentar, "Kok dadakan banget sih, Mbak. Nggak biasanya kamu begini." Sedangkan temanku lainnya yang kuceritakan rencanaku ke Jogja, bilang, "Kalo ragu nggak usah sekalian, Kak." Tapi akhirnya aku tetap berangkat.

Lalu, semuanya berakhir dengan ambyar. Aku yang tidak melakukan persiapan matang dan hanya mengandalkan 'numpang nginep' tempat teman tersebut terusir dengan sangat menyedihkan. Aku yang berekspektasi bisa ini-itu bersama teman itu di Jogja, ternyata aku yang terlalu berharap. Well, berada di kota yang jauh dari rumah dan terusir membuatku sangat patah hati. Kesal. Marah. Tapi ya gimana udah terjadi.

Untungnya aku masih punya teman-teman baik lainnya yang membantuku di kota yang jauh dari keluarga. Ada yang bersedia mengantarku ke sana ke mari dan ada yang bersedia menampungku. Sembari bertahan, aku memikirkan bagaimana cara menyembuhkan luka karena terlalu berekspektasi sama orang lain ini. Akhirnya muncul ide keliling Jawa.

Jadi, aku memang punya impian ke Malang. Tujuannya adalah makan rawon dan bakso Malang. Emang harus sejauh itu buat makan rawon dan bakso Malang? Iya, wkwk. Jadi, aku mulai mencari kereta menuju ke Malang dari Jogja. Oh iya, aku juga memiliki rencana meet-up dengan teman-teman penulis di Semarang, jadi nanti pulangnya aku juga harus singgah ke Semarang sebelum ke Jakarta dan pulang.

Ternyata rute Jogja-Malang tidak sesuai yang keinginanku. Aku menginginkan tiket kereta dengan harga murah tapi eksekutif dan jika ekonomi bukan di malam hari. Rute Jogja-Malang yang kutemui memiliki harga yang mahal dengan kelas ekonomi, malam pula. Jadi, aku mengubah rute menyesuaikan budget yang kumiliki.

Jogja-Surabaya-Malang-Surabaya-Semarang-Jakarta.

Aku memulai perjalanan ini di hari kerja, tepatnya hari Rabu. Dari Jogja ke Surabaya aku naik kereta Sri Tanjung dengan harga Rp90.000. Di kereta aku bertemu dengan dua perempuan yang mau jalan-jalan ke Banda Neira. Kereta juga nggak terlalu ramai, jadi aku bisa slonjoran sembari kerja dari kereta.




Sesampai di Surabaya aku janjian dengan teman penulis yang tinggal di Surabaya. Di perjalanan kali ini aku sudah memesan hostel di Surabaya dan Malang. Ya, daripada nanti nggak sesuai ekspektasi lagi kan. Keesokan harinya aku ke Malang dan janjian dengan teman kuliah yang sekarang tinggal di Malang bersama suami dan anaknya.

Misi di Malang tercapai. Aku ditraktir rawon dan juga makan bakso Malang di Kajoetangan. Setelah menginap semalam di Malang dan membeli oleh-oleh aku balik ke Surabaya. Kali ini aku janjian dengan teman penulis lain dan dijemput di Stasiun Gubeng. Semalam menginap di Surabaya, aku menuju Semarang dengan kereta Ambarawa Express dari Stasiun Pasar Turi ke Stasiun Tawang.

Sepanjang perjalanan Jogja-Surabaya-Malang-Surabaya aku bekerja dari kereta. Baru saat menuju Semarang aku libur karena bertepatan dengan hari Sabtu. Di Semarang aku dijemput teman, diajak muter-muter, karaokean dan makan bareng, ditemani jalan-jalan di Kota Lama, dan dianterin lagi ke Stasiun Tawang.

Aku menuju Jakarta dari Stasiun Tawang di malam hari. Aku memilih kereta eksekutif dan sampai Stasiun Gambir keesokan pagi. Dari Stasiun Gambir aku menuju kontrakan teman dan di sana selama 2 malam. Dari Jakarta aku pindah ke Tangerang untuk gabung dengan teman-teman penulis yang lagi meet-up.

Tiket Kereta Selama Keliling Jawa



Saat memulai perjalanan keretaan ini, aku berpikir tubuhku akan baik-baik saja. Ya, di kereta kan cuma duduk ya, aku juga ambil perjalanan pagi dan siang hari. Harusnya nggak capek ya. Tapi ternyata sangat-sangat capek. Aku sudah tidak sanggup lagi melakukan perjalanan bus-kapal untuk pulang. Jadi, aku memutuskan pulang dengan pesawat.

Di perjalanan kali ini aku bertemu dengan banyak teman setelah satu teman membuatku ambyar. Ya, akhirnya perjalanan ini memberiku pelajaran kalau jangan hanya fokus dengan hal yang membuatku terluka, tapi lihat juga orang-orang yang menyayangiku.

Perjalanan Menyenangkan Bersama Laptop ASUS VivoBook E120MAO




Traveling sambil kerja yang kulakukan tidak mungkin bisa dilalui dengan menyenangkan tanpa laptop yang mendukungnya. Laptop ASUS VivoBook E210MAO mendukung dan membuat perjalananku lebih mudah meskipun harus dilakukan sembari jalan-jalan.


Kerja di kereta? Hayuk. Kerja di Bandara? Hayuk. Kerja di kafe? Boleh. Laptop ASUS VivoBook E210MAO akhirnya membuat konsep work from anywhere bukan hanya sekadar istilah tapi juga terjadi di hidupku.


Katanya, apa yang aku lakukan adalah impian banyak orang. Ketika banyak pekerja tidak bisa jalan-jalan karena harus ngantor, aku bisa tetap jalan-jalan sembari bekerja. Semua ini tidak mungkin aku dapatkan tanpa dukungan dari laptop ASUS VivoBook E210MAO ini. Dengan spesifikasi yang dimilikinya membuatku bisa mewujudkan mimpi yang selama ini hanya terpendam.


Seperti apa spesifikasi lengkap yang dimiliki oleh laptop ini? Baca penjelasannya di bawah ini:


1. Berat 1,09 Kg




Gimana, gimana, beratnya cuma 1,09 kg? Emang boleh ya seenteng itu? Begitulah laptop ASUS VivoBook E210MAO yang kuakui sebagai laptop yang sangat ringan. Dengan berat hanya 1,09 kg tidak heran jika laptop ini bisa menemaniku traveling dari Lampung ke tempat-tempat impian aku.


2. Colors The Pop




Salah satu kesan yang disampaikan temanku ketika melihat laptop ini adalah, "Wow, cantik banget laptopnya, Des!" Ada juga yang bilang, "Itu desain belakang laptopnya asli?"


Ya, laptop ASUS VivoBook E210MAO memiliki desain yang sangat cantik. ASUS menyebutnya sebagai colors the pop yang dilengkapi dengan warna Peacock Blue atau Dazzling Silver yang unik yang akan berubah warna saat dilihat dari berbagai sudut berbeda.


Apalagi laptop ini juga dilengkapi warna-warna yang super cantik. Ada warna dreamy white, peacock blue, hingga rose gold yang sangat cantik.


3. Desain yang Berbeda




ASUS VivoBook E210 memiliki kesan muda yang membedakannya. Detil covernya lengkap dengan garis miring modern yang disertai dengan motif unik yang terbuat dari lencana ASUS yang didekonstruksi.


Tampilan berani berlanjut sampai ke dalam, di mana tombol Enter kuning cerah menjadi pusat perhatian. Ini adalah sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya dalam desain laptop.


4. Windows 11 Home dan Performa Lainnya




Laptop ASUS VivoBook E210MAO dilengkapi dengan Windows 11 Home. Laptop ini juga memiliki prosesor Quad-core Intel processor, menyimpanan hingga 512 GB PCle SSD, dan RAM 4 GB.


Laptop ASUS hadir dengan dilengkapi Windows 11 Home. Ketika pekerjaan menumpuk, laptop ASUS dengan Windows 11 siap membantu Anda menyelesaikannya. Laptop ASUS dengan Windows 11 yang lebih nyaman di mata, memungkinkan Anda mengekspresikan diri dan cara kerja terbaik Anda. Dan tidak hanya Windows 11 asli, tersedia juga genuine Microsoft Office 2021 untuk menunjang aktivitas Anda sepanjang hari.

5. Numberpad




Numberpad tersedia di dalam touchpad laptop ASUS VivoBook E210MAO ini. Cukup ketuk icon untuk menyalakannya dan kamu bisa menggunakan Numberpad ini untuk input angka.


6. Layar Datar 180°




"Lho, bisa sampai 180 derajat gitu?" begitulah komentar salah satu temanku saat melihat aku menegakkan laptop ASUS VivoBook E210MAO ini. Laptop ini memang memiliki kemampuan layar datar hingga 180°. Ini sangat memudahkan untuk berbagi konten ataupun ketika berdiskusi dengan tim.


7. Desain Fanless




Selain minimalis, laptop ASUS VivoBook E210MAO ini juga kalem. Laptop ini dilengkapi dengan spesifikasi fanless dimana membuat laptop ini memiliki kebisingan yang rendah. Jadi, mendukung untuk bekerja dari mana saja karena anti berisik.


8. Harga Terjangkau


Buatku laptop ASUS VivoBook 210MAO adalah laptop paling murah. Di website resmi ASUS E210|Laptop For Home|ASUS Indonesia laptop ini dijual dengan harga mulai dari Rp3.899.000. Dimana lagi bisa memiliki laptop dengan harga 3 jutaan sekarang ini? Selain mendukung hidup minimalis, ternyata laptop ASUS VivoBook E210MAO ini juga mendukung frugal living.


Simak video unboxing laptop ASUS VivoBook E210MAO di sini:




Menyembuhkan Luka dengan Laptop ASUS E210MAO


Pssca tragedi kerusakan laptop karena terkena air hujan yang masuk ke kamar, aku tidak lagi memikirkan laptop dengan spesifikasi idaman banyak orang. Aku melepaskan keinginanku untuk memiliki laptop dengan harga belasan juta. Aku tahu bagaimana rasanya ketika kehilangan barang yang sangat kita cintai.


Kehadiran laptop ASUS VivoBook E210MAO di hidupku adalah sebagai salah satu cara untuk menyembuhkan luka. Sebagai orang yang suka menulis, jelas hidupku sangat bergantung dengan kehadiran laptop. Kerusakan laptop yang dadakan meluluh-lantahkan hatiku dan laptop VivoBook E210MAO hadir untuk membuatku tetap baik-baik saja dan bisa terus bekerja.


Buat laptop dengan harga low budget, jelas laptop ASUS VivoBook E210MAO ini tidak bisa diharapkan dari spesifikasi yang dimilikinya. Mengharapkan performa kencang dari laptop ini? Jelas tidak bisa. Mengharapkan bisa melakukan pekerjaan multitasking dari laptop ini? Agak berat. Tapi kenapa aku memilih laptop ini?


Karena saat itu budget yang kumiliki sangat terbatas. Dengan laptop ASUS VivoBook E210MAO ini aku juga ingin menyembuhkan luka dengan cara mengatakan aku bisa mengejar impianku lainnya bersama laptop ini yakni dengan menjadi traveler.


Seperti yang aku katakan di awal tulisan ini, daripada fokus dengan hal yang telah hilang, kenapa kita nggak fokus dengan hal yang bisa kita wujudkan? Aku memang kehilangan laptop yang selama ini aku impikan, tapi dengan laptop baru yang kubeli, akhirnya aku bisa mewujudkan impianku lainnya.


Aku bisa traveling keliling Jawa dan bertemu teman-teman.


Pada akhirnya hanya diriku sendiri yang bisa menyembuhkan luka yang kurasakan. Meski awalnya menyakitkan, jika kita bisa melihat sudut pandang yang lain, kita bisa menemukan hal indah yang sebelumnya kita tidak tahu.





Get notifications from this blog

1 comment

  1. kapan kita traveling bareng Des hehehhe , happy banget ya memiliki laptop asus ini

    ReplyDelete