√ Memperingari Hari Kusta Sedunia 2024 dengan Diskusi Bersama Ruang Publik KBR - It's Me Desi Murniati
Copyright © oleh Desi Murniati - All Rights Reserved. Powered by Blogger.

Thursday, February 1, 2024

Memperingari Hari Kusta Sedunia 2024 dengan Diskusi Bersama Ruang Publik KBR

kusta


Kusta hingga saat ini masih menjadi penyakit yang menghantui masyaratak di dunia. Hari kusta dunia sendiri diperingati pada hari Minggu terakhir di bulan Januari. Untuk tahun 2024 ini, hari Kusta diperingati pada tanggal 28 Januari 2024.


Indonesia saat ini menduduki peringat nomor 3 (tiga) di dunia untuk penderita kusta terbanyak menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia/World Healty Organization). Peringkat ketiga ini ada setelah Brazil dan India. Tentunya ini menjadi PR tersendiri bagi kita semua, mengingat dampak dari kusta ini bisa mengakibatkan disabilitas.


Dalam memperingari hari kusta sedunia ini, Ruang Publik KBR menyelenggarakan diskusi dengan tema Peringatan Hari Kusta Sedunia 2024 dengan narasumber Bapak Agus Wijayanto MMID selaku Direktur Eksekutif NLR Indonesia dan Ibu Hana Krismawati, M.Sc., Pegiat Kusta dan Analis Kegiatan (Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan - Minister Office).


Ruang diskusi ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit kusta dan membawa pesan untuk memutus stigma masyarakat kepada para pasien kusta dan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK).


Peringatan Hari Kusta Sedunia 2024 di Ruang Publik KBR


kusta


Menjadi pasien kusta, bahkan orang yang tinggal bersama pasien kusta, seringkali mengalami diskriminasi di tengah masyarakat. Dalam rangka memperingari Hari Kusta Sedunia 2024, Ruang Publik KBR mengadakan diskusi terkait kusta. Diskusi ini dipandu oleh Rizal Wijaya dengan menghadirkan narasumber Bapak Agus Wijayanto, MMID dan Ibu Hana Krismawati, M.SC.


Stigma Masih Tinggi Meski Angka Pasien Berkurang


Meski jumlah angka pasien kusta terus berkurang, namun stigma masyarakat untuk penderita kusta ini terus meningkat. Jika ada orang yang menderita penyakit ini, kira-kira lebih baik jujur atau menyembunyikan penyakit kusta yang diderita?


Menurut Ibu Hana Krismawati, M.Sc, sebaiknya pasien kusta harus jujur agar mendapatkan mengobatan lebih cepat. Saat ini pengobatan kusta bisa dilakukan di puskesmas terdekat, padahal dulu untuk pengobatan kusta harus dilakukan di rumah sakit. Penularan penyakit kusta juga tidak semudah yang dikira, penularan penyakit ini bisa terjadi setelah kontak erat minimal 8 bulan.


Jadi, seharusnya masyarakat tidak perlu takut akan penularan penyakit kusta di masyakarat. Apalagi saat ini pengobatan penyakit kusta lebih mudah dan ada di puskesmas terdekat.


Penyebab Kusta Masih Banyak di Indonesia


Kusta hingga saat ini masih ada di Indonesia. Bahkan Indonesia masih menempati peringkat ketiga dengan penderita terbanyak di dunia. Ini dikarenakan masih banyak daerah-daerah yang belum tersentuh program eleminasi kusta di Indonesia.


Apalagi ada masa-masa dimana penyakit kusta menjadi tidak diperhatikan karena perhatian pemerintah dan masyarakat ada di penyakit lagi, misalnya saat terjadi pandemi Covid-19. Oleh karenanya NLR Indonesia memiliki program berfokus kepada tiga hal, pertama, adanya kebijakan daerah untuk eleminasi kusta, kedua, mengalokasi sumber daya untuk pencegahan kusta, dan ketiga untuk kawan-kawan OYPMK agar akses pengobatan penyakit kusta.


Kusta dan Kemiskinan


Menurut Ibu Hana, kusta ini berkaitan dengan kemiskinan. Berdasarkan penelitian, penyakit kusta sering ditemukan pada masyarakat dengan penghasilan rendah hingga menengah. Tidak hanya itu, penyakit kusta ini juga ditemukan di negara dengan populasi tertinggi, seperti Brazil, India, dan Indonesia.


Biasanya ini terjadi pada masyarakat dengan nutrisi yang kurang memadai. Orang dengan nutrisi memiliki risiko kusta lebih besar dibandingkan dengan nutrisi yang baik. Ini dikarenakan orang dengan kekurangan nutrisi akan memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan mudah terserang penyakit, termasuk kusta.


Tantangan dalam Pemberantasan Kusta di Indonesia


kusta


Hingga saat ini Indonesia masih berjuang dalam memberantas penyakit kusta. Dalam program ini kita memiliki tantangan, khususnya dalam hal diskriminasi kepada para pasien kusta.


Masyarakat harus memahami bahwa kusta dapat disembuhkan. Jadi, masyakart harusnya tidak perlu takut terhadap penyakit ini dan bagi pasien kusta, jangan takut untuk mencari pengobatan.

Get notifications from this blog