√ Review Love Alarm Season 2: Jangan Menggantungkan Perasaan ke Aplikasi - It's Me Desi Murniati
Copyright © oleh Desi Murniati - All Rights Reserved. Powered by Blogger.

Monday, March 15, 2021

Review Love Alarm Season 2: Jangan Menggantungkan Perasaan ke Aplikasi

review love alarm

 

Love Alarm menjadi drama Korea yang paling ditunggu skuelnya. Ini dikarenakan ending di season 1 yang amat menggantung. Aku masih ingat betul ending dari season 1 dimana Jojo datang ke acara Love Alarm karena Dunia yang Berdering. Di acara itu, pengembang Love Alarm akan muncul tapi tiba-tiba berakhir begitu saja.


Nggak hanya aku, banyak yang menantikan Love Alarm dengan alasan yang sama: season 1 gantung banget. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai review Love Alarm ini, berikut beberapa informasi terkait drama Netflix Original Love Alarm:


Judul: Love Alarm

Sutradara: Lee Na-jeong

Penulis: Cheon Kye-Young (webcomic), Lee A-Yeon, Seo Bo-Ra

Tanggal rilis: 12 Maret 2021

Tayang di: Netflix

Pemeran: Kim So-hyun, Song Kang, Jung Ga-ram, Go Min-si, Lee Jae-eung.

 

Love Alarm Season 1

 

review love alarm


Buat kamu yang nonton Love Alarm season 1 pasti ada yang masih ingat dengan jelas dan ada yang sudah agak lupa. Wajar, karena season 1 tayang tahun 2019 dan season 2 baru tayang Maret 2021. Season 1 menceritakan tentang Kim Jojo, seorang pelajar yatim piatu dan bertemu dengan Hwang Sun-oh hingga mereka pacaran.


Sayangnya mereka harus putus karena Love Alarm Sun-oh nggak bordering karena Jojo. Di sisi lain ada Lee Hye-yeong yang juga mencintai Kim Jojo. Hye-yeong merupakan anak pembantu di rumah Sun-oh dan mereka sudah seperti kakak dan adik tapi renggang karena perasaan mereka ke Jojo.


Love alarm milik Jojo nggak bordering karena ia memasang perisai yang diberikan sang pengembang, Chon Dong-gu yang memang berteman dengan Jojo. Karena love alarm Sun-oh nggak berdering, ia dan Jojo putus. 


Jojo yang pernah mengalami trauma karena orang tuanya bunuh diri dan berusaha membunuhnya, ia sulit mengekspresikan perasaan, termasuk ke Sun-oh. Ia juga takut orang-orang akan meninggalkannya karena masa lalunya.


Berbeda dengan Sun-oh yang memilih meninggalkan Jojo, Hye-yeong tetap bersedia menunggu meskipun love alarm miliknya tidak berdering oleh Jojo.

 

Love Alarm Season 2

 

review love alarm

Aku yang merasa digantung oleh akhir season 1, berharap di season 2 ini adegan pertama yang akan muncul adalah sesuai dengan ending di season 1 yaitu saat para tokoh datang ke acara Love Alarm dan kemunculan Brian Chon. 


Juga, pertemuan Hwang Sun-oh dan Jojo di tempat acara Love Alarm sehingga membuat love alarm milik Jojo berdering. Di saat yang sama, Hye-yeong muncul dan kembali membuat love alarm Jojo berdering.


Tapi ternyata season 2 tidak pernah menjelaskan bagaimana akhir dari pertemuan tersebut. Season 2 langsung menceritakan 4 tahun setelah love alarm diluncurkan. Kecewa dong sebagai orang yang menantikan season 2 ini tapi ternyata nggak ada jawaban dari apa yang aku nantikan. 


Buat kamu yang juga menantikan hal itu di season 2 ini, buruan singkirkan! Karena ada beberapa perbedaan antara season 1 dengan season 2 ini, apa saja?

1. Park Gul-mi jadi baik. Dia benar-benar berubah jadi sepupu Jojo yang baik dan (kadang) mengkhawatirkan Jojo.

2. Chon Dong-gu menghilang dan yang muncul adalah Brian Chon. Kupikir Chon Dong-gu melakukan operasi plastik hingga berubah ganteng dan mengubah identitas sebagai Brian Chon. Jojo dan temannya juga berpikiran yang sama tapi ternyata…

3. Tim Hwang Sun-oh? Kamu yakin?

 

Ending Love Alarm Season 2 yang Jadi Perdebatan

 

review love alarm

Banyak yang mendebatkan ending Love Alarm Season 2, termasuk temanku yang komen kecewa saat aku membuat story Love Alarm di WhatsApp. Bagi tim Sun-oh, ending Love Alarm memang sangat tidak adil. Begitu juga bagi fans Song Kang yang memerankan karakter Hwang Sun-oh.


Meski WhatsApp wallpaperku Song Kang, tapi aku bukan tim Sun-oh. Ya gimana, masa baru kenal sama Jojo langsung mojokin dan nyium. Mana dia anak orang kaya pula, seolah dia punya kuasa berbuat seenaknya gitu. Padahal dia tahu teman dekatnya si Hye-yeong suka sama Jojo.


Aku tahu Sun-oh bukan tipe sombong atau mentang-mentang kaya, tapi karakter dia yang penuh kebimbangan akan berdampak buruk ke Jojo yang juga insecure dan sulit mengekspresikan perasaan karena trauma. 


Jojo butuh cowok yang nggak akan mudah meninggalkan dia dan tetap bersedia menunggu hingga hati Jojo terbuka untuknya dan semua itu ada pada Lee Hye-yeong.


Minimnya peran Sun-oh di season 2 ini sangat wajar membuat tim Sun-oh kecewa. Di season 2 ini dia memang kayak nggak guna banget. Dia pacaran sama Lee Yuk-jo tapi perasaannya masih buat Jojo. 


Sun-oh menjadi cowok bimbang yang melakukan semua hal dengan setengah-setengah. Saat ia memutuskan untuk mengorbankan semuanya demi Jojo, eh Jojo malah lebih milih Hye-yeong. Kan kasihan banget.


Meskipun bagi Sun-oh nggak adil, tapi ending Jojo berakhir dengan Hye-yeong itu logis dan realistis banget. Ya bayangkan aja, kamu disukai oleh cowok yang bersedia menunggumu meski saat ini kamu belum suka sama dia (dan ganteng). 


Dia selalu ada buat kamu dan memberikan yang terbaik untukmu tanpa pernah ngeluh dan nggak bilang, “Aku pikir aku sanggup, ternyata aku enggak.”


Lee Hye-yeong benar-benar sabar menunggu Jojo dan terus berada di sisi Jojo tanpa protes. Dibandingkan percaya dengan love alarm, Hye-yeong lebih percaya kepada perasaan manusia yang akan berubah jika diperjuangkan. Please, give me someone like Lee Hye-yeong!!!

 

Love Alarm: Sulitnya Menyatakan Cinta

 

review love alarm

Di season 2 ini juga dikatakan Love Alarm dibuat untuk orang-orang yang mengalami kesulitan menyatakan perasaan. Buat kamu yang pernah membaca salah satu cerpen Tere Liye (aku lupa judulnya) di buku Sepotong Hati yang Baru, di situ dicerikan ada aplikasi yang bisa membuat orang lain tahu perasaan tanpa harus ngomong.


Bukannya membuat menggunanya lebih baik, adanya aplikasi itu justru menghilangkan makna cinta itu sendiri. Ada kalanya cinta itu menjadi menarik karena manusia bisa memendamnya dan saling memberikan kode, dan ketika ada aplikasi seperti Love Alarm, momen-momen seperti itu tentunya tidak akan terjadi karena aplikasi akan menyatakan perasaan dengan terburu-buru.


Lagian match seseorang dengan orang lain juga karena orang tersebut dipilih oleh pengguna Love Alarm itu. Bagaimana jika pengguna itu juga sulit mengetahui perasaannya sendiri? Bukankah mengetahui perasaan diri sendiri itu juga bukan sesuatu yang mudah?

 

Ingin mendapatkan update review drama Korea lainnya dan info-info lainnya? Yuk baca di Halo Desi di link yang ada di sini.

Get notifications from this blog