Laptop AI 2025: Laptop Terbaik unt Kerja Remote Anti Lemot
Percaya atau nggak, tiga tahun yang lalu, dalam kurun waktu 1 tahun aku ganti laptop 4 kali! Iya, EMPAT KALI.
Semua berawal dari tragedi tampias di atas meja kerjaku dan kebetulan saat itu laptop kutinggal di atas meja. Alhasil air menetes di atas laptopku dan membuat laptopku terendam air.
Jelas saja laptop tersebut langsung meninggal di tempat dan nggak bisa diselamatkan lagi. Padahal laptop itu baru kubeli 5 bulan sebelumnya dengan harga yang lumayan mahal.
Kalau diingat-ingat rasanya sedih banget tapi mau nggak mau aku harus segera move on dengan membeli laptop baru. Sebagai karyawan remote, nggak mungkin aku bisa kerja tanpa laptop, jadi beli baru adalah bukan lagi pilihan, tapi keharusan.
Tapi, saat itu aku justru membuat kesalahan yakni nggak memperhitungkan spesifikasi saat membeli laptop. Saat itu aku memilih laptop yang penting bisa buat kerja. Juga karena mempertimbangkan kemudahan mobilitas, aku memilih laptop dengan layar 11" tapi karena layarnya yang terlalu kecil justru bikin sakit mata. Untungnya nggak lama setelahnya aku mendapatkan hadiah laptop dari ASUS.
Laptop ini cukup lama kugunakan yakni dari 2022 hingga sekarang yakni 2025. Namun dengan bertambahnya beban kerja sebagai remote worker, aku mulai mempertimbangkan untuk mengganti laptop yang kugunakan dengan laptop yang lebih canggih dan memungkinkan diajak kerja multitasking.
Kira-kira ada nggak ya?
Kerja Remote: Bukan Cuma Kerja Duduk
Bulan Mei ini tepat lima tahun aku bekerja sebagai content writer secara remote. Buat yang belum tahu, kerja remote adalah sistem kerja yang memungkinkan karyawannya bekerja secara jarak jauh. Aku pribadi kerja dari rumah orang tuaku yang ada di Pringsewu Lampung.
Salah satu kalimat yang sering banget diucapkan orang-orang sekitarku adalah, "Enak ya kerjanya cuma duduk."
Orang-orang di sini memang masih sering membandingkan antara kerja fisik dengan kerja otak, sepertiku ini dan menurut mereka kerja duduk jauh lebih enak.
Ya, emang ada enaknya. Minimal banget nggak perlu panas-panasan. Kalau dibandingkan dengan kerja kantoran, kerja remote masih punya satu keunggulan: nggak perlu berangkat ke kantor.
Tapi nyatanya kerja remote sepertiku nggak cuma sekadar kerja duduk. Bukan cuma kerja yang duduk doang dan yey, terima gaji! Kalau ada kerjaan begitu aku juga mau banget.
Kenyataannya kerja remote itu modal dan risikonya banyak banget. Oke, aku bakal mulai dari modalnya ya.
Modal pertama jelas kemampuan yang dimiliki. Saat ini aku bekerja di perusahaan IT software di divisi Digital Marketing tepatnya untuk tim content writer. Untuk bisa bekerja sebagai content writer, aku harus memiliki kemampuan menulis yang baik khususnya untuk SEO writing. Selain itu masih banyak skill-skill lainnya yang dibutuhkan, salah satunya desain grafis dasar.
Modal kedua, perangkat yang memadai. Beberapa orang mengira ketika kerja remote, kita para karyawannya akan dimodali laptop dari kantor. Padahal, enggak! Semua perangkat yang dibutuhkan untuk kerja harus dibeli sendiri. Nah, laptop yang digunakan juga nggak bisa spek yang sembarangan. Minimal banget core i3, itu pun baru beberapa tahun udah susah diajak multitasking.
Modal ketiga, koneksi internet. Salah satu alasan kenapa aku bisa kerja dari rumah adalah karena koneksi internet di sini sudah merata dan lancar jaya. Tapi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, aku biasanya sedia 2 provider internet. Jadi kalau ada satu yang terkendala, masih ada satunya lagi.
Selain modal, kerja remote nyatanya juga memiliki risiko tersendiri, yakni pada kesehatan. Di kira kerja duduk berjam-jam di depan laptop itu sehat? Selama 5 tahun ini hampir setiap bulan aku memiliki keluhan kesehatan, dari mata lelah, sakit kepala, sakit bokong karena kebanyakan duduk, wasir, dan masih banyak lagi.
Kerja remote juga membuatku obesitas grade 1 sampai terjadi risiko pengapuran tulang karena kakiku tidak kuat menahan beban berat badanku yang berlebihan.
Risiko selanjutnya adalah risiko belum nikah-nikah. Orang-orang bilang, "Kamu sih cuma kerja di rumah, gimana mau dapat jodoh." Untuk bagian ini emang rahasia Allah, jadi mari serahkan kepada Allah.
Kadang ada saat di mana aku frustasi dengan kerja remote ini tapi aku langsung menyemangati diri sendiri. Kalau nggak kerja mau dapat duit dari mana? Dibandingkan menyerah gitu aja, lebih baik mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan ini.
Apa Saja Solusi yang Sudah Kulakukan?
Kerja terus jelas capek, tapi nggak kerja nggak punya uang.
Bisa dibilang aku kerja di bidang yang memang aku sukai. Aku suka (atau lebih tepatnya jatuh cinta) dengan dunia nulis sejak duduk di bangku SMP. Dulu aku bercita-cita jadi penulis novel, tapi akhirnya aku ketemu dengan dunia content writer dan aku menyukainya.
Meski bekerja di bidang yang aku sukai, bukan berarti aku nggak merasa lelah. Mau sesuka apapun, tetap aja ada naik-turun dalam menjalani pekerjaan. Apa lagi kalau sudah pegel-pegel, sakit mata, dan sakit kepala.
Dulu aku sampai sering menghabiskan cuti demi istirahat kerja. Tapi kemudian aku berpikir daripada jatah cuti habis karena perlu istirahat, lebih baik dipakai buat jalan-jalan.
Selama hampir satu tahun ini, aku jarang banget menggunakan cuti buat istirahat. Ini karena aku melakukan beberapa hal berikut ini:
1. Tidur Tepat Waktu
Hal pertama yang kulakukan adalah tidur tepat waktu. Selama 5 tahun ini aku benar-benar merasakan tidur adalah recharge energi paling ampuh buat karyawan. Terlebih karyawan yang seharian menatap layar laptop atau komputer.
Minimal banget pukul 11 malam harus tidur dan lebih baik lagi jika pukul 10 malam sudah tidur. Karena fresh atau enggaknya keesokan harinya ditentukan oleh kualitas tidur di malam hari sebelumnya.
2. Atur Pola Makan
Kedua adalah mengatur pola makan dengan baik. Sebagai penderita maag, ini hukum wajib biar nggak tiba-tiba kambuh dan mengganggu pekerjaan. Di sini aku menentukan kapan waktu aku sarapan, makan siang, hingga makan malam.
Sejauh ini dengan cara ini mampu menjaga kesehatan sehingga maag tidak datang lagi.
3. Olahraga Meski Sebentar
Sekitar tahun 2022 aku pernah menderita pegal-pegal yang lumayan mengganggu. Apalagi ditambah dengan berat badan yang terus naik dan saat itu aku berpikir, "Kalau aku nggak olahraga bisa hancur badanku."
Sejak saat itulah aku mulai olahraga. Selama beberapa tahun ini aku menyempatkan diri buat olahraga, walau cuma jalan kaki 1 km. Awalnya tetangga-tetangga banyak yang berkomentar dan bertanya, "Lari, jangan jalan!" atau, "Kamu mau kemana?"
Tapi lama-lama mereka capek juga tanya-tanya dan berkomentar. Akhirnya aku sudah terbiasa dengan rutinitas olahraga jalan kaki ini sembari menikmati pemandangan sawah di depan rumah.
4. Batasi Jam Kerja
Keempat, aku juga WAJIB membatasi jam kerja. Ini bahkan aku perlu membaca buku untuk tahu kenapa paparan blue light yang dihasilkan oleh gadget bisa membuat seseorang sulit tidur. Ini ada hubungannya dengan jam tidur alamiah yang dimiliki oleh seseorang.
Jadi emang jika mau tidur pukul 10 malam, pukul 8 malam sudah dibatasi penggunaan gadget-nya. Kalau aku pribadi maksimal banget kerja sampai pukul 8 malam.
5. Buat Prioritas
Terakhir adalah membuat prioritas. Aku harus bisa memahami mana pekerjaan yang harus diprioritaskan terlebih dahulu dan mana yang bisa dikerjakan belakangan. Dengan cara ini otakku bisa fokus dan nggak mumet mengatur karena banyaknya pekerjaan.
Content Writer: Pekerjaan yang Dituntut Multitasking
Usaha-usaha di atas berhasil membuatku tetap bugar selama kerja remote dari rumah. Tapi namanya kerjaan yang lumayan banyak, aku juga dituntut untuk multitasking. Kenyataannya kerjaanku nggak hanya berkaitan dengan menulis artikel saja, tetapi ada bagian-bagian lain yang harus kukerjakan.
Berikut beberapa jobdesk yang aku pegang dan membuatku harus bisa multitasking:
1. Menulis Artikel SEO
Jobdesk yang pertama adalah menulis artikel SEO. Ini dilakukan setiap hari dengan jumlah 2-3 artikel per hari sekitar 1500-2000 kata. Di perusahaan tempatku kerja, aku menulis untuk software payroll dan juga software CRM, jadi pembahasannya berkaitan dengan regulasi ketenagakerjaan, pengembangan karier, sampai dengan artikel bisnis.
2. Pesan Backlink untuk SEO Off-Page
Selain menulis artikel, aku juga memiliki tugas untuk memesan backlink untuk keperluan SEO off-page.
Jadi, dalam dunia SEO ada 2 bagian penting di dalamnya yakni SEO on-page dan SEO off-page. SEO on-page dilakukan dengan mengoptimasi dari dalam artikel atau website itu sendiri, misalnya dengan menerapkan SEO friendly hingga memberikan internal link.
Sedangkan untuk SEO off-page dilakukan dengan mendapatkan backlink dari website lain dan ini harus dibeli. Aku biasanya membeli backlink di Seedbacklink.
3. Membuat Konten LinkedIn
Tugas ketiga adalah membuat konten LinkedIn. LinkedIn ini menjadi media sosial yang sering digunakan oleh para profesional untuk bekerja. Selain bisa digunakan untuk memasarkan produk, membuat konten di LinkedIn juga bisa untuk branding dan membantu rekrutmen perusahaan.
4. Update Artikel
Aku juga memiliki tugas melakukan update artikel. Biasanya 10 artikel per bulan. Meski dalam update sudah ditentukan apa saja yang harus dibahas, namun tetap saja ini cukup menguras waktu dan kadang malah sama seperti nulis artikel baru.
5. Edit Gambar
Selain tugas-tugas di atas, nyatanya sebagai content writer aku juga harus memiliki kemampuan editing gambar meski hanya dasar. Ini biasanya berkaitan dengan pembuatan banner blog atau untuk kebutuhan penambahan gambar pada artikel.
Dengan tugas dan tanggung jawab ini, tentunya aku membutuhkan dukungan dari perangkat yang kugunakan. Salah satu kendala yang sering banget aku alami ketika menggunakan laptop yang kurang memadai adalah loading yang lama dan permasalahan baterai. Ada nggak ya?
Kebutuhan Laptop untuk Kerja Remote dari Rumah
Dengan semua jobdesk yang ada di pekerjaanku sebagai content writer di atas, tentunya aku membutuhkan dukungan perangkat yang memadai. Laptop menjadi perangkat wajib yang dimiliki oleh karyawan remote sepertiku dan laptop yang digunakan tidak bisa sembarangan karena harus bisa menunjang pekerjaan yang serba multitasking.
Berikut beberapa spesifikasi yang kubutuhkan dari laptop untuk mendukung kerja remote dari rumah:
1. Laptop Sat-Set Anti Lemot
Pertama dan ini paling utama adalah laptop sat-set anti lelet. Bayangkan saja pekerjaanku yang begitu banyaknya dengan tuntutan cepat dan multitasking tapi harus berhadapan dengan laptop yang lelet, bisa entah kapan selesai kerjaanku.
Jadi, laptop anti lelet adalah spesifikasi wajib yang harus ada pada laptopyang akan aku gunakan. Nggak lucu sih KPI bulanan nggak kekejar karena laptop yang lelet. Pasti yang dinyatakan kurang produktif itu aku, bukan laptopnya T__T.
2. Baterei Tahan Lama
Banyak yang mengira kerja remote itu bekerja dengan sangat fleksibel alias terserah mau berapa jam. Yah, dikira itu perusahaan bapakmu! Kenyataannya kerja remote mengharuskan karyawannya bekerja minimal 8 jam per hari dan kadang aku lebih-lebih.
Nah, tinggal di desa salah satu hal yang bisa terjadi tiba-tiba adalah pemadaman listrik. Bayangkan saja kalau di saat lagi kejar target dan mati listrik, jelas aku nggak bisa kerja. Pernah kan di Lampung dan Sumatera Bagian Selatan pemadaman listrik serentak berhari-hari, itu aku sampai nggak bisa kerja.
Jadi, aku butuh laptop yang memiliki baterai yang tahan lama. Apalagi jika ada kegiatan di luar rumah di mana aku harus membawa laptop. Kan ribet ya kalau harus colok sana-sini buat charging laptop?
3. Ringan dan Tipis
Kebutuhan laptop yang ringan dan tipis ini udah sangat umum saat ini. Dengan laptop yang ringan dan tipis ini akan mendukung mobilitas penggunanya. Meski sekarang ini aku banyak bekerja dari rumah, tapi kadang aku juga work from anywhere atau tepatnya kerja sambil traveling.
Kan agak ribet ya kalau harus membawa laptop tebal dan berat ketika lagi traveling. Makanya aku butuh laptop yang ringan dan tipis untuk mendukung pekrjaanku.
4. Mendukung Teknologi AI
Teknologi AI saat ini menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari berbagai pekerjaan, termasuk sebagai content writer sepertiku. Dengan adanya teknologi AI ini pekerjaan sebagai content writer bisa lebih dipermudah.
Terlebih aku nggak hanya bekerja sebagai content writer, tetapi juga aktif membuat konten di media sosial. Jadi, aku benar-benar membutuhkan laptop yang didukung dengan teknologi AI ini.
Temukan Laptop Idaman Remote Worker di ASUS Vivobook S14
Di tengah pencarianku akan laptop idaman untuk mendukung kerja remote, ada satu laptop yang menarik perhatianku yakni ASUS Vivobook S14. Laptop ini bukan sembarang laptop karena mendapatkan julukan sebagai laptop AI 2025.
Pemberian gelar laptop AI 2025 kepada ASUS Vivobook S14 ini pastinya bukan tanpa alasan. Laptop canggih satu ini memang didukung dengan teknologi AI yang akan membantu menyelesaikan tugas apapun, baik untuk bekerja, belajar, atau keperluan lainnya.
Buat karyawan remote yang dituntut untuk bekerja secara multitasking sepertiku ini, pasti memiliki laptop ASUS Vivobook S14 ini bisa bikin pekerjaanku lebih sat-set.
Emang apa aja sih spesifikasi yang dimiliki ASUS Vivobook S14 ini?
1. Desain yang Ramping, Ringan, dan Bersih
Buat kamu yang membutuhkan laptop dengan desain yang ramping, ringan, dan bersih, ASUS Vivobook S14 ini menjadi pilihan terbaik. Laptop canggih ini memiliki gaya modern dengan desain garis lurus yang sangat ramping, ringan, dan bersih.
Kamu bisa melihat kesederhanaan di bagian luar, namun untuk bagian dalamnya, penuh dengan kekuatan! Dan, laptop ini hanya memiliki bobot 1,35 kg dan ketebalan hanya 1,59 cm.
Ini sangat cocok untuk semua gaya dan logo premium yang diukur CNC mampu menambahkan sedikit sentuhan glamor. Semua desain menarik dan cantik ini pastinya bisa didapatkan tanpa perlu mengorbankan performa.
2. Daya Tahan Baterai Hingga 30 Jam
Buang pekerja remote sepertiku yang kadang cari suasana di tempat baru atau sambil traveling, nggak perlu khawatir dengan ketahanan baterai ASUS Vivobook S14 ini karena bisa tahan hingga 30 jam. Iya bener, 30 JAM!
Ini karena ASUS Vivobook S14 ini dilengkapi dengan baterai berkapasitas tinggi yakni 70 WHrs di mana dengan kapasitas ini bisa digunakan selama beberapa hari kerja, termasuk untuk kegiatan multitasking.
Buat kamu yang tinggal di daerah yang sering mati listrik juga nggak perlu khawatir, karena laptop ini bisa menemanimu sepanjang hari.
3. Didukung dengan Kamera AI
Salah satu teknologi yang amat canggih dari ASUS Vivobook S14 adalah dukungan kamera AI. Apa sih kamera AI ini?
Kamera AI merupakan kamera canggih yang memudahkan penggunanya untuk login secara instan melalui data canggih yang dikembangkan oleh teknologi Microsoft Pluton. Cara ini bisa meningkatkan keamanan karena bisa mendeteksi wajah dengan baik.
4. Color: Inspired by harmony
ASUS Vivobook S14 memiliki warna dengan palet warna netral yang harmonis dan sentuhan akhir metalik yang dimilikinya memberikan esensi gaya hidup modern. Ini membuat laptop ini memiliki tampilan yang anggun namun tetap bersahaja sehingga cocok untuk mendampingi kegiatan kreatif ataupun untuk bersantai.
5. Perpaduan Gaya dan Performa yang Sempurna
Nggak semua gaya harus mengalahkan performa! ASUS Vivobook S14 membuktikan gaya dan performa bisa dipadukan secara sempurna.
ASUS Vivobook S14 didukung dengan prosesor Snapdragon® X dan NPU TOPS hingga 45 di mana akan mendukungmu dalam meningkatkan produktivitas, mempercepat pembuatan konten, dan juga menyempurnakan penjelajahan web.
Laptop ini juga telah didukung dengan Windows 11 Home dengan PCIe® 4.0 SSD hingga 512 GB dan RAM hingga 16 GB. Dengan semua bekal ini pastinya laptop ini bisa diajak kerja ngebut buat kejar target KPI.
Untuk layarnya juga bisa menyajikan visual yang memukau melalui layar IPS 2,5K FHD 16:10 yang akan membuat mata lebih nyaman untuk bekerja.
6. Pengalaman AI yang Menyenangkan
Inilah kecanggihan laptop ASUS Vivobook S14 yang membedakannya dengan laptop lainnya yakni kemampuannya dalam memberikan pengalaman AI yang menyenangkan melalui ASUS Copilot + PC.
ASUS Vivobook S14 telah didukung prosesor terkini, sehingga bisa menghadirkan pengalaman AI yang lebih advanced, pastinya dengan keamanan, kecepatan, dan personalisasi yang ditingkatkan.
ASUS Vivobook S14 ini juga dilengkapi dengan chip AI terintegrasi untuk mendukung kecepatan komputasi AI, sehingga bisa menjadi teman terbaik untuk bekerja atau bersantai.
ASUS Vivobook S14 Dalam 3 Prosesor Berbeda
Selain performa di atas, ASUS Vivobook S14 juga dilengkapi dengan 3 varian prosesor yang berbeda yakni ASUS Vivobook S14 S3407QA (Qualcomm), ASUS Vivobook S14 S3407CA (Intel), dan ASUS Vivobook S14 M3407HA (AMD).
Berikut untuk spesifikasi yang dimiliki pada setiap varian prosesor dari ASUS Vivobook S14 ini:
1. ASUS Vivobook S14 S3407QA: Laptop AI Qualcomm
Kategori | Spesifikasi |
---|---|
Prosesor | Qualcomm Snapdragon X (X1E-26-100), 8-core, 3.0 GHz, TDP 30W, fabrikasi 4nm |
NPU (AI) | Qualcomm Hexagon, 45 TOPS — mendukung Copilot+ PC & fitur AI Windows 11 |
GPU | Qualcomm Adreno, mendukung DirectX 12 |
RAM | 16 GB LPDDR5X, 8448 MHz (onboard) |
Storage | 512 GB SSD NVMe Gen 4×4 |
Layar | 14” IPS 2.5K (2560×1600), 100% sRGB, 430 nits, 16:10, anti-glare, TÜV Low Blue Light |
Audio | Stereo speaker bawah, Snapdragon Sound, MyASUS Audio Tuning, bass cukup kuat |
Kamera & Mic | IR Camera 1080p 30fps + dual mic AI, Windows Studio Effects (eye contact, blur, framing, dll.) |
Keamanan | IR Camera dengan Windows Hello (face login) |
Keyboard | Backlit (3 tingkat, auto mode), travel distance 1.7 mm |
Touchpad | Precision touchpad (12,7 x 7,9 cm), smart gestures, palm rejection |
Baterai | 70 Wh, daya tahan hingga ±23 jam (video lokal), fast charging (38% dalam 30 menit) |
Port & Konektivitas | 2x USB 4 (40 Gbps, PD, DP, Thunderbolt-compatible), HDMI 2.1, 2x USB 3.2, Audio Jack, WiFi 6E, BT 5.3 |
Fitur AI Tambahan | AI Noise Canceling, Windows Copilot Key, Studio Effects pakai NPU (hemat daya) |
Build Quality | Rangka metal + polikarbonat, standar militer MIL-STD-810H |
Dimensi & Berat | 31.5 x 22.3 x 1.59–1.79 cm, berat 1.35 kg (total 1.58 kg dengan charger 65W USB-C) |
OS | Windows 11 versi |
Garansi | 3 tahun internasional + 1 tahun ASUS VIP Perfect Warranty (cover kelalaian pengguna, 1x klaim) |
2. ASUS Vivobook S14 S3407CA: Laptop AI Intel
Kategori | Spesifikasi |
---|---|
Prosesor | – Intel® Core™ Ultra 5 225H (14-core, hingga 4.9 GHz, 13 TOPS NPU) |
Grafis | Intel® Arc™ Graphics |
Memori | 16 GB DDR5 (onboard), hingga 32 GB dengan 1 slot SO-DIMM |
Penyimpanan | 512 GB atau 1 TB M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 SSD |
Layar | 14.0″ WUXGA (1920 x 1200), IPS-level, 300 nits, 45% NTSC, anti-glare, rasio 16:10, TÜV Rheinland-certified |
Kamera | FHD IR camera dengan Windows Hello dan penutup privasi |
Audio | Speaker stereo, mikrofon array, Dolby Atmos®, Smart Amp |
Keyboard & Touchpad | Keyboard backlit chiclet (1.7mm travel), touchpad presisi dengan tombol Copilot |
Port | – 2x USB 3.2 Gen 1 Type-A – 2x USB 3.2 Gen 1 Type-C (display & power delivery) – 1x HDMI 1.4 – 1x Audio jack 3.5mm |
Konektivitas | Wi-Fi 6 (802.11ax) dual-band 2×2, Bluetooth® 5.3 |
Baterai | 70 Wh, 4-cell Li-ion, daya tahan hingga 20 jam |
Adaptor | USB-C 65W (20V 3.25A) |
Dimensi | 31.52 x 22.34 x 1.59 ~ 1.79 cm |
Berat | 1.40 kg |
Warna | Cool Silver, Matte Gray |
Fitur AI | Intel AI Boost NPU, tombol Copilot, AI Noise Canceling, Windows Studio Effects |
Keamanan | IR camera dengan Windows Hello, TPM firmware, BIOS password |
Standar Militer | MIL-STD 810H |
Garansi | 3 tahun global + 1 tahun ASUS VIP Perfect Warranty |
3. ASUS Vivobook S14 M3407HA: Laptop AI AMD
Kategori | Spesifikasi |
---|---|
Prosesor | – AMD Ryzen™ 7 260 (8-core, hingga 5.1 GHz, 16 Threads, 24MB Cache, NPU hingga 16 TOPS) |
Grafis | AMD Radeon™ Graphics |
Memori | 16 GB DDR5 (onboard), hingga 32 GB dengan 1 slot SO-DIMM |
Penyimpanan | 512 GB atau 1 TB M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 SSD |
Layar | – 14.0″ WUXGA (1920 x 1200), IPS-level, 300 nits, 45% NTSC, anti-glare, rasio 16:10, TÜV Rheinland-certified |
Kamera | FHD IR camera dengan Windows Hello dan penutup privasi |
Audio | Speaker stereo, mikrofon array, Dolby Atmos® |
Keyboard & Touchpad | Keyboard backlit chiclet (1.7mm travel), touchpad presisi dengan tombol Copilot |
Port | – 2x USB 3.2 Gen 1 Type-A – 2x USB 3.2 Gen 1 Type-C (display & power delivery) – 1x HDMI 2.1 TMDS – 1x Audio jack 3.5mm |
Konektivitas | Wi-Fi 6 (802.11ax) dual-band 2×2, Bluetooth® 5.3 |
Baterai | 70 Wh, 4-cell Li-ion |
Adaptor | USB-C 65W (20V 3.25A) |
Dimensi | 31.52 x 22.34 x 1.59 ~ 1.79 cm |
Berat | 1.40 kg |
Warna | Cool Silver, Matte Gray |
Fitur AI | AMD XDNA™ NPU hingga 16 TOPS, tombol Copilot, AI Noise Canceling, Windows Studio Effects |
Keamanan | IR camera dengan Windows Hello, TPM firmware, BIOS password |
Standar Militer | MIL-STD 810H |
Garansi | 3 tahun global + 1 tahun ASUS VIP Perfect Warranty |
Kerja Remote Lebih Lancar Bersama Laptop AI 2025
Gimana. mupeng nggak tuh lihat spesifikasi dan kecanggihan yang dimiliki ASUS Vivobook S14 ini? Nggak heran kalau laptop satu ini sampai mendapatkan predikat sebagai laptop AI 2025 karena memang secanggih itu.
Sebagai karyawan remote, buatku laptop ASUS Vivobook S14 ini adalah laptop ideal yang akan menyempurnakan kerja remote dan mendukungku buat kerja lebih multitasking.
Jadi nggak perlu khawatir KPI nggak tercapai dan kerja bisa aman tanpa hambatan.
Sumber:
1. https://www.asus.com/id/laptops/for-home/vivobook/asus-vivobook-s14-s3407q/
2. https://drive.google.com/drive/folders/1KBtOOLPK16kr38koG3s8GUmRhzu_nv3L
3. Foto pribadi
4. Ilustrasi pribadi
5. Desain by Canva
Get notifications from this blog